TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas negara bagian California pada Jumat, 6 Mei 2022, menerbitkan sebuah perkiraan kalau wilayah itu tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk membuat lampu-lampu menyala selama musim panas ini dan seterusnya jika gelombang panas, kebakaran semak atau peristiwa ekstrim lainnya terjadi.
Proyeksi ini berdasarkan laporan tiga lembaga negara dan kantor Gubernur California dalam upaya merespon sejumlah tantangan dengan transisi ambisius ingin beralih dari energi bahan bakar fossil. California masuk daftar negara bagian yang punya kebijakan paling agresif dalam mengentaskan perubahan iklim di dunia.
Negara bagian pimpinan Gubernur Gavin Newsom itu, diantaranya menerbitkan kebijakan memproduksi listrik dari sumber-sumber bebas karbon per 2045.
Dalam laporannya, otoritas negara bagian California mengatakan mereka berpotensi kekurangan energi sebanyak 1.700 megawatts pada tahun ini. Jumlah itu kemungkinan bertambah menjadi 5 ribu MW jika jaringan dikenai pajak menyusul banyaknya hambatan untuk mengurangi daya yang tersedia – sementara permintaan melonjak
Kesenjangan pasokan energi bisa membuat 1 juta – 4 juta warga negara bagian California tak bisa mendapat aliran listrik. Namun para pejabat mengingatkan, pemadaman listrik hanya akan dilakukan jika terjadi kondisi ekstrim dan sebagian akan tergantung pada kesuksesan tindakan konservasi.
Berdasarkan laporan California Energy Commission, Public Utilities Commission, California Independent System Operator dan kantor Gubernur negara bagian California, pada 2025 California masih akan menghadapi kekurangan energi sekitar 1.800 MW. Tiga lembaga itu memproyeksikan, kenaikan kebutuhan listrik per tahun bisa sekitar 4 persen dan 9 persen pada tahun ini dan tahun 2025.
Perencanaan listrik California banyak ditentang karena kebakaran hutan telah memutus jalur transmisi. Gelombang panas yang ekstrim dan kekeringan telah menghambat pasokan energi yang dihasilkan dari tenaga air. Sejumlah pihak mengatakan permintaan listrik tradisional – tidak memperhitungkan peristiwa ekstrim, seperti kondisi yang dipicu oleh perubahan iklim.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kapasitas Pembangkit 64,3 GW, Bos PLN: Cukup untuk Periode Libur Idul Fitri
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.