TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengacara hak-hak sipil yang berbasis di Ohio, Amerika Serikat, Subodh Chandra melihat ada unsur politis dari potensi pencabutan hak aborsi atau Roe v Wade, seperti tercantum dalam draf Mahkamah Agung yang bocor beberapa hari lalu.
Chandra menyebut, jika supremasi hukum yang didasarkan pada prinsip-prinsip konstitusional itu tidak dipercayai lagi, maka Amerika Serikat sebagai negara benar-benar sudah tidak hadir bagi penegakan hak individual.
“Kami tidak lebih baik dari republik pisang pada saat itu (hak aborsi dicabut)," kata Chandra seperti dilansir Al Jazeera, Rabu, 4 Mei, 2022.
Kritikus seperti Chandra berpendapat, wacana menjungkirbalikkan Roe akan menunjukkan bahwa sembilan hakim pengadilan adalah aktor politik, bukan ahli hukum yang tidak memihak. Enam di antara mereka ditunjuk oleh presiden Partai Republik, termasuk tiga oleh Donald Trump.
Menurut Politico, yang pertama kali menerbitkan rancangan putusan pada Senin malam, Hakim Samuel Alito – yang ditunjuk oleh George W Bush – menulis keputusan awal, yang juga didukung oleh Hakim konservatif Clarence Thomas dan tiga orang yang ditunjuk Trump – Hakim Neil Gorsuch, Brett Kavanaugh dan Amy Coney Barrett.
“Masalah yang lebih besar yang harus kita waspadai adalah kemunduran demokrasi AS, pembongkaran aturan hukum, kelicikan yang sekarang telah diajukan di pengadilan dalam hal preseden … memiliki arti yang sangat kecil,” kata Michele Goodwin, seorang profesor hukum di University of California, Irvine.
Goodwin mengatakan sulit untuk menganggap serius pengadilan ketika hakim mengikuti garis yang sejalan dengan ideologi partai politik.
“Bagian dari kekhawatiran Amerika saat ini adalah bahwa pengadilan mungkin telah terinfeksi oleh jenis keberpihakan politik yang kita lihat di legislatif,” katanya kepada Al Jazeera. “Dan itu semacam merayap ke Mahkamah Agung, yang seharusnya tidak terpengaruh, tidak tergerak dan tidak tertambat atau berlabuh pada ideologi dan platform partai politik.”
Roe sendiri diputuskan pada tahun 1973 dalam putusan tujuh banding dua. Goodwin mencatat, putusan itu didukung oleh lima hakim agung yang ditunjuk oleh presiden Partai Republik.
Mahkamah Agung Amerika Serikat mengkonfirmasi sebuah draf opini yang memberikan sinyalemen akan segera membatalkan putusan Roe v. Wade yang melegalkan aborsi secara nasional pada Selasa, 3 Mei 2022.
Draf opini itu beredar pada Senin malam, 2 Mei 2022, di situs berita Politico. Namun opini itu belum mewakilkan putusan akhir para hakim, yang akan diketuk palu pada akhir Juni 2022.
Pemerintahan Amerika Serikat saat ini dikuasai oleh Partai Demokrat, kelompok progresif, pro-choice. Sejumlah politikus Partai Republik juga menyuarakan kekecewaan mereka (pada opini Mahkamah Agung soal aborsi), namun kalangan konservatif gembira dengan hal ini.
Bocornya dokumen soal aborsi ini, telah memancing gelombang protes di Amerika Serikat. Gedung Mahkamah Agung menjadi sasaran unjuk rasa.
Mereka yang mendukung aborsi meneriakkan kata-kata bahwa perempuan punya hak atas tubuh mereka dan aborsi sama dengan memberikan perawatan kesehatan. Sedangkan mereka yang menentang menyebut para pendukung aborsi sudah memilih untuk berbohong. Sebab tidak ada bayi yang memilih untuk mati.
Al Jazeera