TEMPO.CO, Jakarta - Minuman keras atau miras oplosan memakan korban jiwa di Iran. Sebanyak 8 orang tewas dan 59 lainnya dirawat di rumah sakit setelah minum alkohol buatan sendiri di kota pelabuhan Bandar Abbas di selatan Iran.
Menurut outlet berita Iran, Peykeiren, 17 orang berada dalam perawatan intensif dan terhubung ke ventilator, kata Dr Fatemeh Nowruzian, juru bicara Universitas Ilmu Kedokteran Hormozgan, pada Senin malam. Nowruzian juga memperingatkan kemungkinan wabah baru keracunan alkohol. Ia mengatakan orang harus menahan diri agar tak menenggak alkohol.
Tahun lalu, Universitas Hormozgan melaporkan keracunan 19 orang dan kematian setidaknya satu orang seminggu di provinsi tersebut.
Jumlah orang yang meninggal akibat miras oplosan telah meningkat sejak 2020. Pada periode tersebut lebih dari 700 orang meninggal di Iran setelah meminum minuman yang mengandung metanol. Alkohol diduga dapat menyembuhkan Covid-19.
Polisi telah menangkap delapan orang karena dicurigai memproduksi dan mendistribusikan alkohol, yang dilarang keras di Republik Islam tersebut.
Menurut Timur Dolatiari, komandan polisi di Bandar Abbas, petugas polisi menemukan 1.278 liter alkohol selama penggeledahan di rumah para tahanan. Dia menambahkan bahwa dua orang yang menenggak alkohol telah dirawat di rumah sakit.
Penambahan toksin, metanol dalam minuman beralkohol telah dikaitkan dengan meningkatnya jumlah kasus keracunan alkohol. Bahannya yang tidak berbau dan tidak berasa biasanya ditemukan dalam anti-beku. Bahan ini terkadang ditambahkan ke minuman beralkohol buatan sendiri untuk meningkatkan kekuatannya.
Dalam jumlah kecil minum apa pun yang mengandung metanol dapat menyebabkan kebutaan atau kematian. Pejabat di Bandar Abbas, Iran, tidak mengidentifikasi zat beracun yang menyebabkan keracunan alkohol.
Baca: Lagi-lagi Warga Rusia Tewas Setelah Minum Miras Oplosan
MIDDLE EAST EYE