TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, menuduh Rusia menggunakan pemerkosaan sebagai taktik perang dan menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "penjahat perang utama abad ke-21".
Rusia sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dan menolak tuduhan bahwa pasukannya telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Belum ada tanggapan dari Kremlin terkait tuduhan Jaksa Agung itu, tetapi sebelumnya mereka menolak tuduhan serupa termasuk soal Putin sebagai penjahat perang.
Saat mengunjungi kota Irpin yang hancur di dekat Kyiv, Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan Ukraina sedang mengumpulkan informasi tentang tuduhan pemerkosaan, penyiksaan, dan dugaan kejahatan perang lainnya oleh pasukan Rusia.
Venediktova mengatakan tuduhan itu termasuk pemerkosaan terhadap wanita, pria, anak-anak dan seorang wanita tua. Ditanya apakah pemerkosaan adalah strategi Rusia yang disengaja dalam perang, dia mengatakan pada konferensi pers: "Saya yakin sebenarnya itu adalah strategi," katanya seperti dikutip Reuters, Selasa, 3 Mei 2022.
Baca Juga:
"Ini, tentu saja, untuk menakut-nakuti masyarakat sipil ... untuk melakukan segalanya untuk (memaksa Ukraina) menyerah," katanya.
Dia tidak memberikan rincian spesifik dari tuduhan pemerkosaan, namun ia mengatakan beberapa korban tetap di Ukraina dan takut berbicara karena khawatir pasukan Rusia kembali.
Venediktova mengatakan Putin memikul tanggung jawab atas apa yang terjadi di Ukraina sebagai panglima angkatan bersenjata Rusia.
“Putin adalah penjahat perang utama abad ke-21,” katanya, mengingat intervensi militer Rusia di bekas republik Soviet Georgia, wilayah Chechnya Rusia, Suriah dan di Ukraina pada tahun 2014.
"Jika kita berbicara tentang kejahatan agresi, kita semua tahu siapa yang memulai perang ini, dan orang ini adalah Vladimir Putin," katanya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada bulan Maret menolak tudingan Presiden AS Joe Biden yang mengatakan Putin adalah penjahat perang.
Reuters