TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan terancam menghadapi tuduhan penistaan agama, setelah meledek Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif saat dia mengunjungi Arab Saudi, Kamis, 28 April 2022.
Perdana Menteri Sharif dan delegasinya disoraki saat sedang berada di Al-Masjid-e-Nabawi di Medina, Arab Saudi. Kejadian itu terekam dalam video yang tersebar di media sosial, dengan beberapa orang melontarkan kata-kata seperti 'pengkhianat' dan 'pencuri' kepada Sharif.
Seperti dilansir The Independent, pada Minggu, 1 Mei 2022, kejadian tersebut dilaporkan ke polisi Punjab dengan tergugat Imran Khan. Dia bersama dengan 150 orang lainnya dituntut melanggar undang-undang penistaan agama dalam KUHP Pakistan.
Berdasarkan laporan informasi pertama (FIR), sebuah dokumen resmi untuk mengajukan tuduhan oleh polisi terhadap seorang tertuduh, dibuat oleh seorang penduduk lokal kota Faisalabad. Dia menuduh lebih dari 100 pendukung Khan dikirim ke Arab Saudi dari Pakistan dan Inggris di bawah "skema dan konspirasi yang direncanakan dan dipikirkan matang-matang".
Selain Khan, surat kabar Dawn melaporkan, mantan menteri Fawad Chaudhry dan Sheikh Rashid Ahmed juga disebut berada dalam tudingan ini.
Adapun tuduhan terhadap Khan CS berupa penodaan masjid Nabawi di kota suci Madinah, hooliganisme, dan menyakiti sentimen umat Islam. Pihak berwenang Arab Saudi pada Jumat mengatakan mereka menangkap lima warga negara Pakistan yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Netizen di Pakistan marah setelah Khan diadukan melanggar undang-undang penistaan. Sebab siapa pun yang dihukum berdasarkan undang-undang tersebut dapat menghadapi hukuman 10 tahun penjara atau bahkan hukuman mati.
Aktivis di Pakistan sudah lama menentang undang-undang ini. Meskipun tidak ada yang dieksekusi di bawah hukum, tersangka sering diserang dan terkadang dibunuh oleh massa.
Asad Umar, mantan menteri di kabinet Khan, membela koleganya dan menyebut tuduhan itu konyol.
Khan juga telah membantah keterlibatannya dalam insiden di Arab Saudi. Dalam sebuah wawancara dengan saluran ARY News, dia mengatakan publik marah setelah pemerintahannya digulingkan oleh mosi tidak percaya bulan lalu. “Ini reaksi publik. Kami tidak meminta mereka untuk keluar," katanya.
Dalam komentar terpisah kepada Dawn, dia berkata: “Saya tidak dapat berpikir untuk meminta siapa pun untuk membuat slogan di tempat suci itu. Tak seorang pun yang mencintai nabi bahkan dapat memikirkannya.”
Sharif dilantik sebagai perdana menteri Pakistan pada 11 April 2022. Dia merupakan saudara dari mantan perdana menteri tiga kali Nawaz Sharif.
Pemerintahan Khan digulingkan setelah kubu oposisi mengajukan mosi tidak percaya di parlemen negara dan intervensi Mahkamah Agung.
Sejak itu, Khan telah mengadakan demonstrasi, yang dilakukan para pendukungnya dan menuduh klaim konspirasi asing yang tidak berdasar terhadapnya.
Rana Sanaullah, Menteri Dalam Negeri Pakistan mengatakan Khan dan sekutunya dapat ditangkap jika terbukti terlibat (dalam dugaan penistaan agama), katanya kepada ARY News. "Tidak ada yang akan terhindar dalam masalah ini dan hukum akan mengambil jalannya," katanya.
Sumber: The Independent
Baca juga: Rusia Keluar dari Dewan Eropa sebelum Diusir akibat Menyerang Ukraina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/