TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang di penjuru Prancis turun ke jalan dalam pawai May Day pada Minggu, 1 Mei 2022. Para buruh menyerukan ada kenaikan gaji dan mendesak agar Presiden Prancis Emmanuel Macron membatalkan rencananya untuk menaikkan batas usia pensiun.
Dilansir Reuters, Senin, 2 Mei 2022, ada sekitar 250 aksi unjuk rasa yang terjadi di Paris dan kota-kota lain termasuk Lille, Nantes, Toulouse dan Marseille. Berdasarkan catatan Kementerian Dalam Negeri Prancis, secara keseluruhan ada 116.500 titik demonstrasi di seluruh Prancis, termasuk 24 ribu unjuk rasa yang ada di ibu kota.
Di Paris, serikat pekerja bergabung dengan tokoh politik sayap kiri dan aktivis perlindungan iklim, termasuk Jean-Luc Melenchon. Mereka memperingatkan Presiden Macron soal keadilan sosial dan tuntutan agar lebih aktif terhadap isu lingkungan.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Pensiun Sebelum Arthritis", "Pensiun di 60, Harga Beku", dan "Macron, Keluar".
Aksi unjuk rasa di sejumlah tempat berlangsung damai, kecuali di Paris. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin melalui akun Twitter resminya menyebut, sebanyak 54 demonstran ditangkap termasuk perempuan yang menyerang petugas pemadam kebakaran saat hendak mematikan api.
Bentrok massa dan polisi pecah pada awal pawai di dekat La Republique Square dan ketika mencapai La Nation Square di timur Paris. Anarkis "Blok Hitam" menggeledah sebuah restoran McDonald's di Place Leon Blum dan menghancurkan beberapa agen real estate, memecahkan jendela mereka dan membakar tempat sampah.
Polisi menembakkan gas air mata untuk mendorong kembali para anarkis berpakaian hitam yang menggeledah tempat-tempat usaha.
Setelah pemilihan presiden, kebijakan soal biaya hidup diprediksi masih akan jadi pembahasan pemilihan legislatif Juni nanti. Partai Macron dan sekutunya harus menang jika ia ingin dapat meningkatkan batas pensiun dari 62 tahun ke 65 tahun.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Marine Le Pen tidak meletakkan karangan bunga di patung Joan of Arc di Paris, yang digunakan partainya sebagai simbol nasionalis. Dia digantikan oleh Presiden Sementara Nasional Rassemblement Jordan Bardella.
Le Pen disebut tengah mempersiapkan pemilihan legislatif. Pemilihan parlemen akan diadakan pada 12 dan 19 Juni.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia Keluar dari Dewan Eropa sebelum Diusir akibat Menyerang Ukraina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/