TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan kemungkinan memasuki gelombang kelima Covid-19 lebih awal dari yang diperkirakan setelah peningkatan infeksi berkelanjutan selama 14 hari terakhir yang tampaknya didorong oleh sub-varian BA.4 dan BA.5 Omicron.
Negara yang mencatat kasus virus corona dan kematian terbanyak di benua Afrika itu baru keluar dari gelombang keempat sekitar Januari dan telah memperkirakan gelombang kelima bisa dimulai pada Mei atau Juni, awal musim dingin di belahan bumi selatan.
Menteri Kesehatan Joe Phaahla pada Jumat, 29 April 2022, mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa meskipun rawat inap meningkat, sejauh ini tidak ada perubahan dramatis dalam penerimaan ke unit perawatan intensif atau kematian.
Dia mengatakan pada tahap ini otoritas kesehatan belum disiagakan adanya varian baru.
Spesialis penyakit menular Richard Lessells mengatakan pada pengarahan yang sama bahwa berkurangnya kekebalan dari gelombang sebelumnya dapat berkontribusi pada kebangkitan kasus yang lebih awal dari perkiraan.
Dia mengatakan meningkatnya pangsa infeksi yang dikaitkan dengan sub-garis keturunan BA.4 dan BA.5 dari Omicron menunjukkan bahwa mereka memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan sub-varian Omicron lainnya seperti BA.2.
Namun sejauh ini tidak ada tanda bahwa BA.4 dan BA.5 menyebabkan penyakit yang jauh lebih parah, kata Waasila Jassat dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular NICD.
NICD melaporkan 4.146 kasus Covid-19 baru yang telah diidentifikasi di Afrika Selatan dengan 4 kematian.
Afrika Selatan melaporkan lebih dari 3,7 juta kasus Covid dan lebih dari 100.000 kematian selama pandemi. Pada hari Kamis, kantor WHO Afrika menandai peningkatan infeksi Afrika Selatan sebagai pendorong utama peningkatan di benua Afrika.
Pejabat kesehatan senior Nicholas Crisp juga mengatakan pada hari Jumat bahwa negara itu memiliki dosis vaksin yang cukup dan tidak berencana untuk membeli lebih banyak. Dia menambahkan, pemerintah tidak berniat membeli pil pengobatan COVID Pfizer Paxlovid untuk pasien sektor publik, antara lain karena harganya sangat mahal.
Reuters