TEMPO.CO, Jakarta - Cina menghadapi ujian terbesar dari pendekatan kerasnya terhadap Covid-19. Penguncian di Shanghai selama lebih dari sebulan melumpuhkan ibukota bisnis itu, sementara Beijing berjuang untuk menahan wabah dan mencegah krisis serupa.
Ketika sebagian besar negara di dunia sedang belajar untuk hidup dengan virus corona, kebijakan "Covid-nol dinamis" Cina berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi, menimbulkan tantangan signifikan bagi perusahaan dan menyebabkan kelelahan dan frustrasi di antara penduduk.
Berikut ini fakta kasus Covid-19 di Cina:
1. Kasus harian dan kematian
Dalam gejolak saat ini, Cina daratan melaporkan lebih dari 600.000 infeksi Covid yang ditularkan secara lokal antara 1 Maret dan 27 April. Sebanyak 287 kematian terdeteksi selama periode tersebut, dengan 285 terjadi di Shanghai.
Ada 4.923 kematian terkait virus corona yang dilaporkan di negara itu sejak pandemi dimulai akhir 2019.
Sementara beberapa pengamat meragukan keakuratan penghitungan kematian resmi, secara luas diakui bahwa ada kematian yang jauh lebih sedikit daripada di tempat lain di dunia, berkat penegakan ketat nol-Covid.
Sebagai perbandingan, Amerika Serikat telah mencatat sekitar 1 juta kematian, sementara di India, satu-satunya negara dengan populasi yang sebanding dengan 1,4 miliar penduduk Cina, secara resmi ada lebih dari setengah juta kematian.
2. Lockdown:
Analis di Nomura memperkirakan 46 kota berada dalam penguncian penuh atau sebagian atau pembatasan seluruh distrik lainnya, yang melibatkan pembatasan mobilitas ketat pada penduduk hingga mempengaruhi kehidupan lebih dari 343 juta orang.
Mereka berkontribusi sekitar 40,1 triliun yuan ($6,12 triliun), atau 35% dari output ekonomi negara itu, menurut Nomura.
Penguncian di lusinan kota di seluruh negeri, khususnya Shanghai, berisiko menjungkirbalikkan rantai pasokan global, menurut para analis.
3. Dampak ekonomi:
Wabah Covid diperkirakan akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi Cina untuk paruh pertama tahun ini, menambah hambatan pasar properti dan geopolitik. Ekonom Hwabao Trust, Nie Wen, memperkirakan penguncian ganda Beijing-Shanghai dapat memangkas satu poin persentase dari output ekonomi Cina pada kuartal kedua.
Pembatasan Covid yang parah, termasuk penguncian di kota-kota besar, telah mengganggu bisnis dan kehidupan sehari-hari, mendorong pemerintah untuk turun tangan dengan insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk investasi infrastruktur.
Penjualan ritel kuartal pertama Cina di setidaknya 14 provinsi, wilayah dan kota tertinggal dari tingkat pertumbuhan nasional sebesar 3,3%, menurut data resmi.
Tingkat pengangguran negara itu mencapai 5,8% pada bulan Maret, tertinggi sejak Mei 2020, data resmi menunjukkan. Tingkat pengangguran untuk orang berusia 16-24 mencapai rekor tertinggi 16% pada bulan Maret dalam delapan bulan.
4. Dampak ke perusahaan:
Konglomerat industri GE dan 3M, pembuat chip Texas Instruments dan SK Hynix telah memperingatkan bahwa pembatasan Covid -19 di Cina semakin mengganggu rantai pasokan hingga merugikan mereka.
Banyak pabrik terpaksa tutup pada saat bisnis sudah berebut untuk mengimbangi melonjaknya biaya segala sesuatu mulai dari tenaga kerja hingga bahan baku.
Pihak berwenang telah mendaftarkan 666 perusahaan yang diizinkan untuk melanjutkan operasi di Shanghai, termasuk pembuat mobil AS Tesla. Tetapi badan-badan industri mengatakan perusahaan-perusahaan itu tidak akan dapat menghasilkan banyak, karena pekerja terjebak di rumah, truktertahan di tempat parkir, dan pesanan komponen utama dari kontraktor dalam situasi yang sama tidak dapat dipenuhi.
5. Pasar:
Fokus pasar sekarang bergeser ke Beijing, yang bergulat untuk menahan wabah, Masyarakat dan perusahaan khawatir akan terjadi penguncian seperti di Shanghai.
Lockdown di Shanghai juga mengguncang pasar mata uang dan saham. Benchmark Shanghai Composite Index (.SSEC) merosot hampir 9% sejauh ini di bulan April.
Di pasar mata uang, yuan jatuh hampir 4% sejauh ini di bulan April, di jalur untuk mencatat rekor penurunan bulanan terhadap dolar.
Penguncian Shanghai juga mengganggu pasar IPO. Sejumlah perusahaan Cina yang mencari penawaran umum perdana di STAR Market Shanghai yang berfokus pada teknologi menangguhkan rencana listing mereka, dengan alasan dampak dari epidemi.
Reuters