TEMPO.CO, Jakarta -Nagaenthran Dharmalingam, seorang warga Malaysia berkebutuhan khusus yang dihukum karena perdagangan narkoba pada 2010, hari ini dieksekusi mati di penjara Changi, Singapura.
Naga, yang ditangkap setelah polisi menemukan seikat 42,7 gram heroin diikatkan di pahanya, digantung sebelum fajar pada Rabu 27 April 2022, kata keluarganya seperti dilansir Aljazeera.
Navin Kumar, saudara laki-laki Naga, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa jenazahnya akan dikirim kembali ke Malaysia di mana pemakaman akan diadakan di Kota Ipoh.
Eksekusi warga Malaysia itu terjadi setelah Pengadilan Banding menolak upaya ibunda Naga untuk menghentikan eksekusi putranya dalam jam-jam terakhir. Para hakim mengatakan pembelaan ibu dari pria berusia 34 tahun pada menit-menit terakhir itu "menjengkelkan".
Bulan lalu, pengadilan Singapura menyebut upaya hukum untuk menyelamatkan nyawa Naga sebagai “penyalahgunaan terang-terangan dan mengerikan” dari proses hukum. Pengadilan juga menegaskan bahwa “tidak pantas untuk terlibat atau mendorong upaya terakhir” untuk menunda atau menghentikan eksekusi.
Kasus Naga telah menarik perhatian global terhadap penggunaan hukuman mati yang terus berlanjut di Singapura, khususnya dalam kasus perdagangan narkoba, dan memicu perdebatan baru di negara kota itu sendiri.
M Ravi, seorang pengacara yang sebelumnya mewakili Naga, mengungkapkan kesedihannya atas eksekusi hari Rabu di Twitter, dengan mengatakan: "Om Shanti, semoga jiwamu beristirahat dalam damai."
Dia menambahkan, “Negara mungkin menghancurkan kami, tetapi tidak mengalahkan kami. Perjuangan kami melawan hukuman mati terus berlanjut.”
Pada Senin, beberapa ratus orang menunjukkan penentangan mereka terhadap hukuman mati, berkumpul di Taman Hong Lim, sebidang tanah kecil di pusat kota yang merupakan satu-satunya tempat di mana pemerintah mengizinkan pertemuan umum.
Pemerintah Malaysia, pakar PBB, Uni Eropa, kelompok masyarakat sipil dan selebritas termasuk pengusaha Inggris Richard Branson juga menyerukan agar nyawa Naga diselamatkan.