TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Joe Biden menunjuk Bridget Brink sebagai duta besar untuk Ukraina menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri AS dan kepala Pentagon ke negara yang dilanda perang itu.
Brink, yang saat ini menjabat sebagai duta besar untuk Slovakia, adalah seorang diplomat karir.
Dia telah menjabat sebagai penasihat senior dan wakil asisten sekretaris di Biro Urusan Eropa dan Eurasia di Departemen Luar Negeri AS, di mana dia berfokus pada Eropa Timur dan Kaukasus, serta wakil kepala misi di Tashkent, Uzbekistan dan Tbilisi, Georgia.
Pengumuman resmi pada Senin 25 April 2022 seperti dilansir Al Jazeera tentang pencalonan Brink datang setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin melakukan perjalanan yang dirahasiakan ke Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Mereka juga memberi tahu Zelensky tentang pencalonan itu.
Washington tidak memberikan batas waktu kapan kedutaan AS di Kyiv, yang ditutup beberapa hari sebelum Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari, akan dibuka kembali.
Blinken dan Austin juga mengumumkan US$300 juta lebih dalam pembiayaan militer AS untuk Ukraina dan US$165 juta untuk amunisi. Sampai saat ini, AS telah memberi Ukraina US$3,7 miliar sejak invasi dimulai.
Belum ada duta besar Ukraina sejak mantan Presiden Donald Trump mencopot Marie Yovanovitch dari jabatannya pada 2019. Pemecatan Yovanovitch adalah inti dari penyelidikan pemakzulan Dewan Perwakilan Rakyat AS atas tuduhan Trump dan sekutunya berusaha menggali informasi yang merusak tentang urusan bisnis putra Biden di Ukraina.
Berbicara kepada New York Times, William Taylor, seorang pensiunan diplomat yang pernah menjabat sebagai kepala kedutaan AS di Ukraina setelah pemecatan Yovanovitch, mengatakan dia mengharapkan Brink untuk mendapatkan dukungan bipartisan dalam konfirmasinya.
“Akan luar biasa memiliki duta besar AS yang dikonfirmasi Senat di Ukraina yang jelas memiliki wewenang untuk berbicara dengan presiden,” katanya.
Baca juga: AS Siap Berikan Persenjataan Canggih ke Ukraina untuk Melawan Rusia
SUMBER: AL JAZEERA