TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia disebut sedang mendekati Amerika Serikat di tengah ketegangan konflik di Laut Cina Selatan.
Para analis mengatakan, ancaman Beijing di Laut Cina Selatan, membuat Indonesia mempertimbangkan Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya sebagai pendukung militer.
“Hal itu menyebabkan Indonesia melihat ke AS dan negara-negara lain, tetapi untuk AS khususnya, sebagai semacam penyeimbang,” kata Carl Thayer, profesor emeritus politik di University of New South Wales di Australia, dikutip VOA, Minggu, 24 April 2022.
Sebelumnya, TNI AD pada 9 April 2022, Militer AS dan 13 negara lain akan bergabung dalam latihan tahunan bilateral Garuda Shield 2022 pada 1 sampai 14 Agustus mendatang. Langkah ini yang dipandang oleh para analis sebagai sinyal Indonesia merapat ke Washington untuk memberikan keseimbangan di kawasan Indo-Pasifik.
Menggapai hal itu, Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan belum ada perkembangan terkini soal konflik di Laut Cina Selatan.
Ihwal mendekatnya Indonesia ke AS, Faizasyah mengingatkan RI juga memiliki perjanjian di bidang pertahanan yang cukup luas dengan Cina. "Utamanya exchanges, dialogues, dan capacity building," kata Faizasyah saat dihubungi Tempo, Senin, 25 April 2022.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe pernah mengadakan pertemuan secara virtual pada Selasa, 30 November 2021. Keduanya membicarakan peningkatan kerja sama militer kedua negara.
Seperti keterangan resmi Kementerian Pertahanan Nasional Cina (MND), Rabu, 1 Desember 2021, Prabowo mengatakan, Indonesia dan Cina merupakan tetangga yang ramah di kala suka dan duka. Dia menyebut, militer Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan militer Cina
Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI (Kopassus) itu juga berharap adanya saling koordinasi antar-militer kedua negara, seperti latihan gabungan dan pelatihan personel. Prabowo juga menyampaikan terima kasih kepada Cina atas bantuan-bantuan yang diberikan kepada Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19.
Wei dalam kesempatan tersebut mengakui bahwa Cina dan Indonesia telah meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Kedua negara, menurut jenderal bintang tiga itu, sudah seharusnya menentang hegemoni dan mental Perang Dingin.
Dalam masalah Laut Cina Selatan, Beijing dilaporkan menuntut Indonesia menghentikan kegiatan pengeboran minyak dan gas di utara Kepulauan Natuna yang terletak di bagian paling selatan Laut Cina Selatan pada Desember 2021. Laut Natuna Utara diklaim Pemerintah Indonesia masuk ke dalam wilayahnya.
Kapal penjaga pantai Cina dilaporkan berpatroli di lokasi pengeboran yang dilakukan pihak Indonesia di dekat pulau-pulau tersebut pada Juli dan Agustus 2021. Sebuah kapal survei Cina bahkan melakukan survei dasar laut di zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Cina menyebut sekitar 90 persen dari laut seluas 3,5 juta kilometer persegi itu sebagai teritorinya. Beijing menggunakan historis catatan penggunaan sebagai dasar klaim tersebut.
Empat negara Asia Tenggara dan Taiwan menentang semua atau sebagian dari klaim Cina. Mereka semua menghargai kegiatan yang dilakukan di wilayah itu, baik untuk minyak, gas alam, jalur pelayaran, dan perikanan.
Berikutnya: Kehadiran Cina di Pasifik