TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar Sonntags Zeitung mewartakan Swiss telah menahan Jerman dalam upaya mengirimkan senjata ke Ukraina dengan memblokir ekspor amunisi buatan Swiss yang digunakan dalam kendaraan tempur infantri Marder, yang ingin diperoleh Kyiv.
Pemberitaan ini muncul saat Kanselir Jerman Olaf Scholz menghadapi kritik pemerintahannya dianggap sudah gagal dengan tetap mengirimkan senjata-senjata berat ke Ukraina untuk membantu negara itu mengatasi serangan-serangan ke Rusia.
Petugas dibantu alat berat melakukan penggalian jenazah di kuburan massal warga sipil di Bucha, Ukraina, Rabu, 13 April 2022. Bucha menjadi salah satu wilayah yang dilewati tentara Rusia dalam upaya menundukkan Ibu Kota Kyiv saat invasi. TEMPO/Raymundus Rikang
Marder adalah senjata buatan manufaktur asal Jerman Rheinmetall, yang menggunakan amunisi buatan Swiss. Surat kabar SonntagsZeitung mewartakan Swiss telah melarang ekspor material untuk perang ke zona – zona konflik.
Pemberitaan surat kabar SonntagsZeitung tersebut berdasarkan keterangan Juru bicara di Kementerian Luar Negeri Swiss bidang hubungan ekonomi (SECO). Disebutkan bahwa Kementerian itu telah menerima dua permohonan dari Jerman agar mengirimkan sejumlah amunisi ke Ukraina, yang dimiliki Jerman di Swiss.
“Kedua permintaan Jerman itu jawabannya negatif karena Swiss bersikap netral da nada kewajiban menolak kriteria pengiriman material-material perang,” demikian dikatakan sumber di SECO.
Pada Minggu, 24 April 2022, SECO belum bersedia berkomentar perihal ini. Alasannya, di luar jam kerja.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet dan bertetangga secara geografis dengan Rusia. Saat ini, Ukraina ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa.
Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia. Pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invasi pertamanya ke Ukraina. Invasi itu masih berlangsung sampai sekarang (25 April 2022.
Sumber: Reuters
Baca juga: Didesak Zelensky, Swiss Bentuk Satgas Pengejar Oligarki Rusia Pengobar Perang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.