Heim diburu setelah membunuh ratusan korban kamp konsentrasi dengan eksperimen medis yang mengerikan, termasuk mengadakan operasi tanpa anestesi (bius) dan menyuntikkan minyak ke hati para tawanan kamp konsentrasi.
Stasiun televisi publik ZDF mengatakan dalam pernyataannya, Heim meninggal karena penyakit kanker pada 1992, mengutip pernyataan anaknya di Kairo, di mana dirinya telah mengganti namanya menjadi Tarek Farid Hussien setelah menjadi pemeluk Islam.
Heim telah bersembunyi sejak 1962. Pemburu kriminal perang Nazi Efraim Zuroff dari Pusat Simon Wiesenthal mengatakan akhir Juli lalu, dia yakin Heim masih hidup dan menetap di Argentina atau Chili.
Zuroff mengatakan laporan televisi Jerman tentang kematian Heim seperti nyata. Namun dia ingin menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum berkomentar. “Saya belum ingin berkomentar. Laporan ini memang terlihat serius namun saya masih menunggu konfirmasi dari sumber yang saya punyai dan ada macam-macam pertanyaan yang harus dijawab,” kata Zuroff, Kamis (5/2).
Lahir pada 28 Juni 1914 di Radherburg, Austria, Heim kemudian bergabung dengan Partai Nazi sebelum Austria dianeksasi Jerman, ketika keanggotaan partai masih dianggap ilegal.
Heim kemudian menjadi anggota pasukan elit Nazi, SS pada 1940 dan setelah menghabiskan beberapa waktu di kamp Buchenwald dan Sachsenhausen di Jerman, kemudian dia ditransfer ke kamp Mauthausen di Austria.
Di kamp Mauthausen inilah Heim dikenal dengan nama “Dokter Kematian” setelah memperlihatkan eksperimen medis yang sadis dan aneh. Di antara eksperimen sadis itu di antaranya menggunakan bagian tubuh tawanan kamp sebagai dekorasi ruang kerjanya.
AFP | BAGUS WIJANARKO