TEMPO Interaktif, Jakarta:
Kuala Lumpur – Pemerintah Koalisi Malaysia mengumumkan telah mengambil alih negara bagian Perak yang selama ini di kuasai oleh kelompok oposisi dengan perbedaan suara yang sangat tipis. Hal ini disampaikan Wakil Perdana Menteri Najib Rajak Rabu kemarin.
Kepada wartawan, Najib mengatakan pemerintahan oposisi yang Maret lalu memenangkan pemilihan umum dan menguasai Perak telah jatuh karena ditinggal empat anggota parlemennya.
“Saya akan bertemu dengan Sultan Perak untuk menyampaikan kepadanya bahwa Barisan Nasional di Perak sekarang telah mendapat dukungan cukup untuk membentuk pemerintahan yang baru,” katanya.
Pasca pemilihan umum Maret tahun lalu, Perak dikuasai oleh Pakatan Rakyat, aliansi oposisi yang dipimpin bekas wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Mereka berkuasa setelah memenangkan 32 kursi dari 59 kursi di parlemen Perak. Sedangkan barisan nasional hanya memperoleh 27 suara. Namun dengan keluarnya empat anggota parlemen yakni Jamaluddin Mohd Radz, Mohd Osman Jailu (keduanya dari Partai Keadilan Rakyat), Hee Yit Foong dan Nasaruddin Hashim (keduanya baru bergabung dengan PKR tapi kembali lagi ke UMNO), perolehan suara Pakatan Rakyat menjadi berkurang.
Menurut Najib yang akan mengganti Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi Maret mendatang, salah satu dari empat orang tersebut akan bergabung dengan Barisan Nasional sedangkan yang lannya tidak, namun mendukung pemerintah. “Kami punya 31 kursi untuk melawan yang 28,” katanya. Kendati diuntungkan oleh kondisi itu, Najib membantah anggapan bahwa pemerintah dapat didiskreditkan hanya karena mendapat suara dari anggota yang membelot. “Bukan kami yang memulai ini,” ujarnya.
Pemimpin oposisi sendiri Anwar Ibrahim, sebelumnya mengatakan partainya, Partai Keadilan Rakyat, sedang bersiap menghadapi pemilihan umum sela lokal untuk mempertahankan penguasaan oposisi di Perak. “Kami harus kembali ke masyarakat dan mendapat mandat yang baru,” katanya. Anwar menegaskan pihaknya sedang menunggu keputusan komsi pemilihan Umum soal tanggal pemilihan untuk memperebutkan kursi yang kosong. Dia menuding pemerintah berusaha membuat pemerintahan baru di Perak dengan cara apapun.
AFP/BERNAMA/SUNARIAH