TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut invasi Rusia merupakan peristiwa mengerikan yang pernah dia lihat selama hidupnya. Zelensky bak tak percaya masih ada kekejaman terhadap kemanusiaan setelah Holocaust.
Holocaust adalah genosida Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Zelensky merupakan seorang pemeluk Yahudi, dan keluarganya turut hilang saat pembantaian massal oleh rezim Nazi Jerman.
"Saya tidak percaya pada dunia, dan tidak bisa mempercayai kata-kata. Setelah eskalasi Rusia, kami tidak percaya tetangga kami. Kami tidak percaya semua ini," kata Zelensky saat diwawancara oleh CNN, dilansir Senin, 18 April 2022.
Warga berjalan-jalan di Kota Lviv, Ukraina, Minggu, 17 April 2022. (Tempo/R Rikang)
Zelensky mengatakan banyaknya warga Ukraina, yang menjadi korban jiwa, telah menimbulkan rasa sakit yang mendalam baginya. Dia pun menyayangkan kata-kata manis yang menyebut peristiwa holokaus tidak akan terjadi lagi. Oleh karena itu, Zelensky meminta para pemimpin dunia agar mau ikut membantu Ukraina dengan aksi nyata dan bukan ucapan belaka.
"Satu-satunya kepercayaan yang ada adalah kepercayaan pada diri sendiri, pada orang-orang kita, kepercayaan pada Angkatan Bersenjata kita, dan keyakinan bahwa negara-negara akan mendukung kita tidak hanya dengan kata-kata mereka, tetapi dengan tindakan mereka," tutur Zelensky.
Pertempuran di Ukraina sampai saat ini masih berlanjut di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. Kota itu mengalami beberapa pertempuran terburuk, dan para pejabat Ukraina mengatakan telah ada penargetan yang disengaja terhadap warga sipil oleh pasukan Rusia.
Sebelumnya, Moskow menghadapi tuduhan kejahatan perang karena laporan pembunuhan yang ditargetkan, penculikan dan pemerkosaan muncul di Ukraina. Pemerintah Ukraina menggambarkan kekejaman itu sebagai genosida, klaim yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Rusia membantah segala tuduhan kejahatan perang yang dilontarkan oleh Barat. Saat konferensi pers yang disiarkan televisi usai pembicaraan dengan koleganya dari Belarusia Alexander Lukashenko, Selasa, 12 April, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut gambar pembantaian massal di Bucha adalah palsu.
Sumber: CNN
Baca juga: Rusia Tambah Dana Darurat Rp 50,5 Triliun untuk Antisipasi Sanksi Barat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.