TEMPO.CO, Jakarta -Seorang perwira polisi Prancis mengirim drone atau pesawat tak berawak ke langit untuk memotret kuburan sepanjang 14 meter di Bucha, dekat ibu kota Ukraina, Kyiv.
Seperti dilansir France24 Jumat 15 April 2022, di dalam kuburan tersebut ditemukan 70 jasad warga setelah pasukan Rusia meninggalkan kota.
Sebuah tim yang terdiri dari 18 ahli dari departemen forensik kepolisian (gendarmerie) Prancis telah bekerja selama dua hari. Mereka menyelidiki dan mengidentifikasi warga yang terkubur di kuburan massal terbesar yang pernah ditemukan di kota yang porak-poranda itu.
Biasanya, mereka bekerja di Prancis di lokasi kejahatan, bencana alam, atau kecelakaan di jalan. Sekarang, mereka adalah bagian dari operasi yang melelahkan di daerah-daerah yang pernah diduduki oleh militer Rusia.
Kedatangan mereka diharapkan dapat membantu mengumpulkan bukti kejahatan perang Rusia untuk diajukan ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Mengenakan jumpsuit putih atau seragam biru tua dan masker untuk melindungi diri dari bau kematian, petugas Prancis mengambil tiga mayat yang dibungkus plastik hitam dari parit hanya dalam waktu satu jam.
Masing-masing jasad kemudian ditempatkan di atas meja pemeriksaan yang terlindung dari pandangan publik dengan tenda putih berlogo gendarmerie. Di dalam, enam penyelidik Prancis melakukan pemeriksaan pertama.
Misi mereka adalah untuk menentukan kemungkinan tanggal dan kemungkinan penyebab kematian: penembakan, ledakan, kebakaran atau bahkan kematian alami. Pada tahap ini meliputi pemeriksaan visual, pengambilan foto dan video, serta pengambilan sampel DNA. Tugas persiapan ini memakan waktu 30 menit.