Juru bicara Menteri Luar Negeri Cina Jiang Yu mengatakan bahwa insiden itu adalah interupsi yang ekstrim dan membuat situasi tidak nyaman saat Wen berpidato. “Dari sisi Cina, insiden itu adalah ekspresi yang sangat tidak menyenangkan,” ujar Jiang, dalam pernyataannya di situs kementrian luar negeri Cina.
Menurut Jiang, kenyataan dari demonstrasi itu telah diatur dan tidak akan mengundang simpati. “Dan tidak akan menganggu hubungan persahabatan antara Cina dan Inggris.”
Beijing mempromosikan kunjungan Wens ke Eropa untuk membangun hubungan persahabatan setelah tensi yang meningkat akibat kebijakan politik Cina mengenai Tibet.
Sementara Harian People memberi catatan bahwa pidato Wen di Cambridge mendapat sambutan hangat tanpa menyebutkan adanya insiden sepatu. Sedangkan kantor berita Xinhua melaporkan bahwa perjalanan Wen ke Eropa dianggap sangat sukses.
Bahkan di website Xinhua, ditampilkan gambar pemuda yang membawa poster bertulis huruf Cina yang berarti “Saya cinta Bao-Bao”-- nama panggilan Wen.
Sedangkan di situs Sina.com disebutkan bahwa protes itu menunjukkan bahwa kekuatan Cina dipertimbangkan oleh Inggris. “Orang tidak akan protes kepada negara kecil.”
Insiden itu bermula, saat seorang pemuda melakukan aksi nekat melempar sepatu kepada Perdana Menteri Cina Wen Jinbao. Menurut seorang saksi, sepatu tiba-tiba melayang dari arah tempat duduk tamu di auditorium dan mendarat beberapa meter dari pemimpin Cina itu.
Para saksi menggambarkan suasana saat Wen berpidato menjadi tidak nyaman. Polisi dengan segera menangkap pelakunya. Wen dalam acara itu diundang pihak Kampus Universitas Cambridge.
Usai kasus ini, polisi kemudian meningkatkan operasi pengamanan dengan meningkatnya demonstran yang memprotes kebijakan politik Cina mengenai Tibet dan hak asasi manusia di negeri “Tirai Bambu” itu. Sejak kedatangannya, Wen Jiabao disambut demonstrasi.
TPA| SKYNEWS| NUR HARYANTO