TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perundingan damai dengan Ukraina kembali menemui jalan buntu.
"Sekarang, persyaratan keamanan adalah satu hal, dan masalah pengaturan hubungan di Krimea, Sevastopol, dan Donbas dikeluarkan dari ruang lingkup perjanjian ini. Artinya, kami kembali ke situasi buntu untuk diri kami sendiri dan untuk semua," kata Putin dikutip dari CNN pada Selasa, 12 April 2022.
Putin berbicara bersama rekannya dari Belaruasia, Alexander Lukashenko pada konferensi pers.
Putin menyatakan tidak akan menghentikan operasi militer di Ukraina sampai negaranya berhasil.
Dia mengatakan bahwa laporan mengenai kekejaman tentara Rusia di Kota Bucha, Ukraina sebagai kebohongan. Dia membandingkan isu itu dengan laporan bohong bahwa rezim Presiden Assad di Suriah menggunakan senjata kimia. “Itu merupakan provokasi di Suriah, palsu yang sama di Bucha,” kata Putin.
CNN menyatakan melihat secara langsung kuburan massal saat berada di tanah di pinggiran Kiev dan setidaknya 20 mayat terlihat di satu jalan.
Sementara itu, seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan bahwa negosiasi dengan Rusia masih berlangsung, setelah Vladimir Putin mengeluarkan pernyataan tersebut. "Negosiasi sangat sulit. Tetapi mereka sedang berlangsung," kata Mykhailo Podolyak, penasihat kepala kantor Presiden Ukraina dan seorang negosiator utama, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan Ukraina.
Pernyataan Podolyak tentang negosiasi muncul ketika terungkapnya pembunuhan warga sipil yang meluas akibat serangan pasukan Rusia. “Yang jelas latar belakang emosional dalam proses negosiasi hari ini berat,” kata Podolyak.
Menurut dia, delegasi Ukraina bekerja secara eksklusif dalam kerangka yang pro-Ukraina dan transparan. Di sisi lain, kata dia, pihak Rusia menggunakan taktik tradisional, yaitu tekanan ke publik selama proses negosiasi.
Baca juga: Akses ke TPU Sulit, Kamar Mayat di Sejumlah Kota di Ukraina Penuh