TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Rusia tampaknya telah melakukan kejahatan perang dengan menargetkan warga sipil di Ukraina. Tapi, dia mengatakan para pakar hukum harus menyelidiki dugaan insiden tersebut.
Dilansir Reuters Ahad 10 April 2022, saat meninggalkan Ukraina dia mengatakan telah melihat dengan matanya sendiri kehancuran di Kota Bucha dekat ibu kota Kyiv. Sebuah tim forensik mulai menggali kuburan massal pada Jumat yang berisi mayat warga sipil yang menurut pejabat setempat terbunuh saat Rusia menduduki kota itu.
"Naluri saya mengatakan: Jika ini bukan kejahatan perang, apa itu kejahatan perang. Tetapi saya seorang dokter, untuk itu pakar hukum harus menyelidiki dengan hati-hati," kata von der Leyen kepada wartawan di atas kereta yang meninggalkan Ukraina.
"Saya melihat foto-foto itu, (perdana menteri Ukraina) Denys Shmyhal menunjukkan kepada saya: Membunuh orang-orang saat mereka lewat. Kami juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa kehancuran di kota itu ditujukan pada kehidupan sipil. Bangunan-bangunan tempat itu tinggal, bukan target militer", katanya, mengacu pada Bucha.
Moskow telah menolak tuduhan oleh Ukraina dan negara-negara Barat tentang kejahatan perang dan telah membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.
Kremlin mengatakan pada Selasa bahwa tuduhan bahwa pasukan Rusia telah mengeksekusi warga sipil di Bucha adalah "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
Pada Jumat, hari yang sama ketika von der Leyen dan Josep Borrell, kepala diplomat Uni Eropa, mengunjungi Kyiv dan daerah sekitarnya, Ukraina dan sekutunya menyalahkan Rusia atas serangan rudal yang menewaskan sedikitnya 52 orang di stasiun kereta Kramatorsk di Ukraina timur.
Kementerian pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita RIA mengatakan bahwa rudal yang dikatakan telah menghantam stasiun Kramatorsk hanya digunakan oleh militer Ukraina dan angkatan bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada Jumat.
Von der Leyen mengatakan Uni Eropa bekerja dengan Ukraina dalam tim investigasi bersama untuk mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang untuk digunakan dalam kasus pengadilan di masa depan.
"Sangat penting untuk didokumentasikan dengan baik, untuk mencegah kekalahan di pengadilan karena buktinya tidak cukup baik," kata von der Leyen. Kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Khan, mengatakan bulan lalu dia telah membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang Rusia di Ukraina.
Baca juga: 40 Jasad Warga Sipil Ditemukan di Kuburan Massal Bucha, Ada Luka di Kepala
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.