TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi pada hari Kamis menyambut baik keputusan Presiden Yaman untuk mentransfer kekuasaannya ke dewan kepresidenan baru, dan mendesak badan tersebut untuk memulai negosiasi dengan kelompok Houthi.
Arab Saudi juga akan mengatur bantuan 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp43 triliun untuk ekonomi negara yang dilanda perang itu, demikian dilaporkan kantor berita Saudi SPA, Kamis, 7 April 2022.
Bantuan itu berasal dari Saudi sebesar 2 miliar dolar dan 1 miliar dolar lagi dari Uni Emirat Arab, yang merupakan bagian dari koalisi militer pimpinan Saudi. Koalisi ini mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional melawan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman.
Riyadh menyerukan konferensi internasional untuk mendukung ekonomi Yaman dan juga mengatakan akan memberikan 300 juta dolar AS untuk tanggapan bantuan PBB mengatasi krisis kemanusiaan Yaman.
Pemerintah Yaman dan Houthi sepakat mengadakan gencatan senjata yang dipimpin PBB untuk meredam konflik hampir 7 tahun, yang membuat puluhan ribu orang tewas dan jutaan warga mengungsi.
Utusan Khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking mengatakan gencatan senjata dua bulan yang ditengahi PBB antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran mulai Sabtu, 2 April 2022, adalah "langkah pertama" menuju gencatan senjata permanen.
“Jika komunitas internasional dan partai-partai dapat bekerja sama, ini dapat dibangun menjadi gencatan senjata yang langgeng dan proses politik inklusif yang pada akhirnya membentuk Yaman baru,” kata Lenderking dalam sebuah wawancara di Amman.
“Kami ingin membangun momen yang menentukan yang membantu Yaman berbelok di tikungan.”
Konflik Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang kelaparan. Penghentian permusuhan terkoordinasi terakhir secara nasional adalah selama pembicaraan damai pada 2016.
Reuters