TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia memeriksa ketat pengungsi dari kota Mariupol untuk mencari pejuang Ukraina. Bahkan pemeriksaan dilakukan dengan menelanjangi pengungsi laki-laki.
"Mereka menelanjangi para pria, mencari tato," kata Dmytro Kartayov, seorang tukang bangunan berusia 32 tahun, yang meninggalkan Mariupol ke tempat lebih aman, seperti dikutip Reuters, Sabtu, 2 April 2022.
Ia mengatakan, tentara Rusia memberikan perhatian khusus pada lutut pria.
"Saya bekerja, saya melakukan perbaikan, tentu saja lutut saya - ini adalah lutut yang berfungsi. Mereka mengatakan - (Anda) memanjat parit, menggali, dan sejenisnya."
Berbicara di sebuah supermarket yang telah diubah menjadi pusat penerimaan pendatang di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina, sekitar 200 km dari Mariupol, dia mengatakan kepada Reuters bahwa keluarganya meninggalkan kota yang terkepung ke barat, mencapai pelabuhan Berdyansk dengan bus dan dilanjutkan berjalan kaki.
Kartavov mengatakan tentara Rusia memeriksa orang-orang untuk tanda-tanda mereka telah berperang dengan pasukan Ukraina.
"Mereka memeriksa lengan bawah saya, melihat tangan, memeriksa apakah saya menembak, apakah ada kapalan di lengan ini atau tidak," katanya.
Belum ada keterangan dari Kementerian Pertahanan Rusia terkait hal ini.
Mariupol, sebuah kota pelabuhan industri di dekat dengan wilayah Donetsk yang memisahkan diri, memiliki populasi sebelum perang sekitar 400.000, tetapi kota itu telah dihancurkan oleh Rusia.
Perlawanan sengit oleh pasukan Ukraina termasuk tentara reguler dan anggota Batalyon Azov, milisi sayap kanan yang sekarang menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina, telah menahan serangan selama berminggu-minggu, menolak tuntutan Kremlin untuk meletakkan senjata mereka.
Pertempuran itu menewaskan sekitar 5.000 warga sipil, menurut otoritas kota, dan memaksa ribuan orang mengungsi baik dengan mobil pribadi atau dalam konvoi bus ke Ukraina timur di mana separatis pro-Rusia menguasai, atau ke utara dan barat ke wilayah yang dikuasai oleh orang-orang Ukraina.
Vladimir Andreev, seorang pensiunan berusia 63 tahun dari Mariupol dan mantan karyawan perusahaan baja Metinvest, bepergian dalam kelompok terpisah yang mencakup istri dan teman mereka, Valentina Kirichek.
Andreev mengatakan rombongan itu dihentikan sekitar 17 kali di berbagai pos pemeriksaan Rusia.
"Di setiap pos pemeriksaan kami dihentikan ... Kami diperiksa, dibuka pakaiannya. Mereka memeriksa bahu, lengan kami ... (untuk melihat) apakah saya ikut serta dalam pertempuran untuk Ukraina."