TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Swadaya Masyarakat Welthungerhilfe (WHH) Jerman, Mathias Mogge, memperingatkan dampak bila Rusia dikucilkan dari acara internasional, termasuk pertemuan Kelompok 20 atau G20. Menurut Mogge hal itu bisa memperlambat upaya mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh perang Rusia Ukraina.
Mogge mengatakan sangat penting untuk menjaga komunikasi dengan Rusia, salah satu negara produsen gandum terbesar di dunia. “Tentu saja, Rusia adalah agresor di sini, perlu ada sanksi dan lain sebagainya. Tetapi, dalam situasi kemanusiaan seperti yang kita miliki saat ini, harus ada jalur komunikasi yang terbuka.” katanya saat wawancara dengan Reuters minggu ini, dikutip pada Jumat, 1 April 2022.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari mendorong harga pangan naik tajam di seluruh dunia. Pejabat PBB menyebutkan, perang juga memicu kekurangan tanaman pokok di beberapa bagian Asia Tengah, Timur Tengah dan Afrika utara.
Konflik ini juga telah memangkas pengiriman dari Rusia maupun Ukraina yang secara bersamaan menyumbang 25 persen dari ekspor gandum dunia dan 16 persen dari ekspor jagung. Realitas ekonomi tersebut, mendorong harga naik tajam di pasar internasional.
LSM Welthungerhilfe bergerak di bidang kerja sama pembangunan dan bantuan kemanusiaan. Saat ini, mereka melayani 14,3 juta orang dengan proyek di 35 negara.
Mogge mengatakan dia mengharapkan para pemimpin Kelompok Tujuh atau G7 untuk mengatasi masalah ini pada pertemuan mereka yang akan datang. Dia berpendapat, Rusia memiliki kapasitas memainkan peran konstruktif dalam mengurangi kelaparan di seluruh dunia, seperti saat mereka jadi anggota G8 pada 2007-2008.
Barat mendesak keanggotan Rusia dalam G20 ini dicopot karena invasi yang dilakukannya ke Ukraina. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, sepakat tidak ingin satu meja dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT Bali pada November 2022.
Kremlin sudah menyatakan pada Jumat, 25 Maret 2022, bahwa pihaknya tidak keberatan jika ditendang dari keanggotan. Sebab kebanyakan negara dari kelompok G20 sudah menerapkan sanksi ekonomi dengan Rusia.
Indonesia sejauh ini menyatakan akan mengundang semua anggota G20 termasuk Rusia. Duta besar sekaligus staf khusus program prioritas Kementerian Luar Negeri RI dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani, mengatakan pada Kamis, 24 Maret 2022, surat undangan untuk Rusia agar negara itu hadir di KTT G20 sudah dikirimkan pada 22 Februari 2022.
Baca: PM Kanada Telepon Jokowi, Tak Sudi Bertemu Putin di G20
REUTERS