TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang Rusia berunjuk rasa di Praha mengibarkan bendera putih-biru-putih yang telah menjadi simbol protes terhadap invasi Moskow ke Ukraina, Sabtu, 26 Maret 2022.
Membawa poster bertuliskan "Pembunuh" di atas gambar Presiden Vladimir Putin dan meneriakkan "Tidak untuk Perang", para pengunjuk rasa berjalan dari Lapangan Perdamaian Praha melalui pusat ibukota Ceko. Polisi menyebutkan jumlah pengunjuk rasa sekitar 3.000 orang.
"Kami menentang Putin," kata Alexander Sibrimov, seorang siswa berusia 19 tahun yang menghadiri protes bersama ayahnya.
"Kami tidak setuju dengan politiknya. Ini adalah cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa hal-hal yang terjadi di Ukraina tidak benar."
Anggota komunitas Rusia Praha ambil bagian dalam demonstrasi anti-perang, menyusul invasi Rusia ke Ukraina, di Praha, Republik Ceko, 26 Maret 2022. REUTERS/David W Cerny
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya, dan menyangkal menargetkan warga sipil. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut itu sebagai dalih tak berdasar untuk invasi tanpa alasan.
Republik Ceko adalah rumah bagi 45.000 orang Rusia, komunitas asing terbesar keempat di bekas negara komunis itu.
Hampir 200.000 orang Ukraina tinggal di Republik Ceko - menjadikan mereka komunitas asing terbesar - sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Pemerintah Ceko memperkirakan 300.000 orang Ukraina telah mengungsi ke negara itu.
"Ini adalah tindakan untuk menunjukkan kepada Republik Ceko dan orang-orang Ceko bahwa warga keturunan Rusia menentang Putin," kata pemimpin demo Anton Litvin.
Para pengunjuk rasa di Praha mengatakan mereka yakin mereka mencerminkan apa yang dirasakan banyak orang di Rusia tetapi tidak dapat mengatakannya.
"Hanya karena kami orang Rusia, tidak berarti kami secara otomatis mendukung perang. Kami menentang perang," kata pengunjuk rasa Oleg Golopyatov, mantan tentara yang telah tinggal di Praha selama 15 tahun. "Ukraina adalah negara normal. Mengerikan (apa yang terjadi di sana)."
Reuters