TEMPO.CO, Jakarta -Reinkarnasi kerap dikaitkan dengan ajaran suatu agama. Beberapa orang meyakininya, namun ada pula yang menganggap konsep tersebut tidak realistis.
Apa yang sebetulnya dimaksud dengan reinkarnasi?
Mengenal Reinkarnasi
Melansir laman Encyclopedia Britannica, reinkarnasi adalah kelahiran kembali aspek individu, baik kesadaran, pikiran, jiwa, atau beberapa entitas lainnya. Tergantung pada tradisi yang diyakini, seseorang dapat bereinkarnasi sebagai manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, ataupun makhluk lain.
Dalam banyak kepercayaan, jiwa dianggap mampu meninggalkan tubuh melalui mulut atau lubang hidung. Jiwa tersebut kemudian terlahir kembali, misalnya sebagai burung, kupu-kupu, atau serangga.
Sebagai contoh, kepercayaan di Venda, Afrika meyakini bahwa jiwa orang meninggal akan tinggal di dekat kuburan untuk waktu yang singkat lalu mencari tempat peristirahatan baru di tubuh manusia lain, mamalia, atau reptilia.
Orang-orang Yunani kuno yang beragama orphic meyakini bahwa jiwa dari orang yang sudah meninggal akan bereinkarnasi dalam tubuh manusia atau mamalia lainnya.
Jiwa tersebut menerima pelepasan dari siklus kelahiran dan kematian, serta mendapatkan kembali keadaan murni seperti sebelumnya. Plato, pada abad ke-5 hingga 4 SM, percaya pada jiwa abadi yang yang mengalami reinkarnasi.
Agama yang Meyakini Reinkarnasi
Reinkarnasi atau kelahiran kembali banyak diyakini oleh orang-orang di Asia Timur dan Asia Selatan, terutama yang beragama Hindu, Jainisme, Buddha, dan Sikhisme.
Agama-agama tersebut memiliki kesamaan doktrin terkait karma dan hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa apa yang yang dilakukan seseorang di kehidupan sekarang akan memiliki efek di kehidupan berikutnya.
Selanjutnya: Dalam agama Hindu, proses reinkarnasi...