TEMPO.CO, Jakarta - Juru kampanye Uyghur mengecam kehadiran Menlu Cina Wang Yi pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI dan mengkritik badan tersebut karena tidak berbicara tentang penderitaan mereka.
KTT OKI dua hari dimulai pada Selasa bertema "Membangun kemitraan untuk persatuan, keadilan dan pembangunan".
Dalam siaran pers konferensi menguraikan agenda pertemuan tersebut, beberapa krisis global dan pelanggaran hak asasi manusia yang berdampak pada umat Islam tidak menyinggung penderitaan komunitas minoritas Muslim di wilayah Xinjiang, Cina.
"Ini memalukan," kata aktivis Uyghur, Abduweli Ayup kepada middleeasteye.net, Selasa, 22 Maret 2022 "Mereka tidak bisa menyebut diri mereka Islam. Ini tidak ada hubungannya dengan Islam karena Cina mempermalukan Islam dan menghancurkan serta menyalahgunakan tradisi Islam."
Ayup mengatakan bahwa umat Islam harus mengikuti teladan Nabi Muhammad dalam melawan ketidakadilan dan berbicara menentang penindasan.
Dia menambahkan bahwa dia merasakan simpati untuk komunitas Palestina, Rohingya dan Kashmir, selain non-Muslim seperti Ukraina yang menghadapi perang dan kesulitan.
"Tapi kenapa kita menyebut topik lain dan bukan Uyghur? Itu munafik. Kami sudah merasa sendirian di dunia Islam. Kami sudah merasa diabaikan."
Pekan lalu, aktivis Uighur mengutuk sponsor bersama Cina pada hari internasional yang diakui PBB untuk memerangi Islamofobia.
Berikutnya: Cina berikan dukungan pada Palestina