TEMPO.CO, Jakarta -Pendiri WikiLeaks Julian Assange dan tunangannya, Stella Moris, menikah pada Rabu 23 Maret 2022 di penjara London. Penjara ini tempat dia ditahan selama kasus ekstradisinya.
Assange dan Moris mengumumkan pertunangan mereka pada November lalu dan diberi izin untuk menikah di penjara Belmarsh di London tenggara.
Kelompok Don't Extradite Assange (DEA) mengatakan pernikahan akan dilakukan oleh pejabat dari dinas catatan sipil, dengan hanya empat tamu, dua saksi - dan dua penjaga keamanan - yang hadir.
Para tamu harus segera pergi setelah upacara. Vivienne Westwood, perancang busana Inggris yang telah lama menjadi pendukung pria asal Australia ini, telah merancang gaun pengantin untuk Moris.
Westwood juga menyediakan kilt (pakaian khas Skotlandia berbentuk rok) untuk Assange.
Moris, yang berusia akhir 30 tahun dan memiliki dua putra kecil dengan Assange, akan memotong kue pernikahan dan berpidato di luar penjara di depan pendukung mereka.
Assange, 50 tahun, berjuang melawan upaya untuk mendeportasinya dari Inggris untuk diadili di Amerika Serikat. Washington mengincarnya atas publikasi file rahasia yang berkaitan dengan perang di Irak dan Afghanistan.
Pekan lalu, Mahkamah Agung Inggris menolak permintaan untuk mendengar bandingnya terhadap langkah tersebut.
Assange telah menjadi tokoh utama bagi pegiat kebebasan media, yang menuduh Washington berusaha memberangus pelaporan masalah keamanan.
Jika dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Spionase AS dengan menerbitkan file militer dan diplomatik, dia bisa menghadapi sisa hidupnya di penjara.
Namun, bagi para kritikus, ia dianggap ceroboh dengan informasi rahasia yang mungkin membahayakan nyawa sumber.
Assange awalnya memenangkan putusan terhadap ekstradisinya, setelah pengacaranya berhasil berargumen bahwa dia akan berisiko bunuh diri jika dipindahkan ke Amerika Serikat.
Tetapi pemerintah AS mengajukan banding, dan meyakinkan hakim bahwa dia tidak akan ditahan di sel isolasi di fasilitas penahanan federal dengan keamanan tinggi.
Dia telah menghabiskan sebagian besar dekade terakhir dalam tahanan atau bersembunyi di kedutaan Ekuador di London. Hal ini untuk menghindari ekstradisi lain setelah Swedia meminta pemindahannya untuk menjawab klaim serangan seksual. Kasus itu kemudian dibatalkan.
Setelah Mahkamah Agung memblokir permohonannya, Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel akan membuat keputusan akhir atas kasus tersebut, kecuali jika pengacara Assange mengajukan tantangan lain dalam poin terpisah dalam kasus tersebut.
Baca juga: MA Inggris Tolak Permohonan Kasasi Julian Assange Soal Ekstradisi
SUMBER: FRANCE24
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.