TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Keuangan Afghanistan, Khalid Payenda memutuskan menjalani karir yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Sejak tak lagi menjabat sebagai menteri keuangan, Payenda yang memutuskan pindah ke Amerika Serikat, menjadi supir taksi Uber untuk mencari uang.
Sebagai Menteri Keuangan, Payenda mengawasi anggaran negara bernilai miliaran dolar. Kini dia menyambung hidup dengan mengumpulkan lembaran dolar demi dolar di Washington DC, Amerika Serikat.
Kepada Washington Post seperti dikutip dari NDTV, Senin, 21 Maret 2022, Payenda mengatakan bahwa dia bisa mengantungi 150 dolar AS untuk enam jam bekerja. Namun dia bersyukur bisa membiayai keluarganya dengan pendapatan tersebut.
Afghanistan sedang menghadapi krisis keuangan dan kemanusiaan setelah Taliban berkuasa kembali pada Agustus lalu. Kembalinya Taliban setelah Amerika Serikat memutuskan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada Agustus.
Seminggu sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan, Payenda telah mengundurkan diri sebagai menteri keuangan Afghanistan. Sebabnya hubungan Payenda dengan Presiden Ashraf Ghani yang saat itu berkuasa.
“Hari ini saya mengundurkan diri sebagai Penjabat Menteri Keuangan. Memimpin Kementerian Keuangan adalah kehormatan terbesar dalam hidup saya, tetapi sudah waktunya untuk mundur untuk memenuhi prioritas pribadi,” tulis Payenda di Twitter pada 10 Agustus 2021.
Dia meninggalkan Afghanistan karena takut ditangkap oleh pemerintah. Payenda memutuskan menyusul istri dan anak-anaknya di Amerika Serikat.
Dalam pesan teks kepada Pejabat Bank Dunia di Kabul, saat ibu kota jatuh, dia menulis, “Kami memiliki 20 tahun dan dukungan seluruh dunia untuk membangun sistem yang akan bekerja untuk rakyat. Yang kami bangun hanyalah rumah kartu yang datang turun menerjang secepat ini. Rumah kartu yang dibangun di atas dasar korupsi,” ujarnya seperti dikutip The Washington Post.
NDTV