TEMPO.CO, Jakarta - Marina Osyannikova, jurnalis televisi Channel One Rusia, dengan berani memprotes invasi ke Ukraina. Ia menyela siaran langsung acara TV dengan membawa poster yang mengecam perang Rusia Ukraina. "Stop the War. Not to war," demikian tulisan di poster yang dibawa oleh Osyannikova.
Atas tindakannya itu, Marina Osyannikova diwajibkan membayar denda 30.000 rubel atau setara Rp 3 juta oleh pengadilan. Dia juga bisa dikenai tuntutan lain dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Marina Ovsyannikova adalah seorang editor di Channel One milik Rusia. Dalam sebuah video, dia mengatakan malu telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan propaganda Kremlin. Ayahnya adalah orang Ukraina, dan ibunya orang Rusia.
Dia mendesak warga Rusia untuk keluar dan berdemonstrasi. "Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor. Tanggung jawab atas agresi itu terletak pada hati nurani hanya satu orang, dan pria itu adalah Vladimir Putin," katanya.
"Sekarang seluruh dunia telah berpaling dari kita dan 10 generasi berikutnya dari keturunan kita tidak akan menghapus rasa malu dari perang saudara ini," katanya.
Channel One merupakan saluran televisi pertama yang disiarkan di Federasi Rusia pada tahun 1995, setelah runtuhnya Uni Soviet. Sebelumnya Channel One bernama Russian Public TV (Obshchestvennoe Rossiyskoye Televidenie atau ORT). Stasiun TV ini telah dikritik karena melaporkan berita dengan bias pro-pemerintah.
Menurut laporan media pemerintah, Ovsyannikova lahir di Odesa pada 1978 dan memiliki dua anak. Dalam sebuah video yang dia rilis pada hari Senin, ayahnya yang berasal dari Ukraina dan ibunya warga Rusia tidak pernah bermusuhan.
Meski mendapat kritik dari otoritas Rusia, Marina Ovsyannikova telah dipuji karena menyuarakan penentangannya terhadap perang di Ukraina. Pujian datang dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Saya berterima kasih kepada Rusia yang tidak berhenti berusaha menyampaikan kebenaran dan secara pribadi kepada wanita yang memasuki studio Channel One dengan poster menentang perang," kata Zelensky.
“Kepada mereka yang tidak takut untuk memprotes, sementara negara Anda belum menutup diri dari seluruh dunia, anda harus berjuang, tidak boleh kehilangan kesempatan Anda,” ujar Zelenksy.
Tokoh oposisi Rusia, Navalny juga menggambarkan Marina Ovsyannikova sebagai sosok yang luar biasa yang berani bicara lantang tentang perang Rusia Ukraina. Berbicara di pengadilan pada hari Selasa, ia mengatakan, “Anda tidak dapat memenjarakan semua orang. Rusia itu besar, ada banyak orang, dan tidak semua orang siap untuk mengkhianati masa depan mereka dan masa depan anak-anak mereka.”
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menyebut aksi Ovsyannikova sangat penting dalam mempersenjatai orang-orang di Rusia. Cleverly juga memuji tingkat keberaniannya yang besar.
“Kami melihat orang-orang memprotes di jalan-jalan di Rusia. Kami melihat protes itu di program berita Rusia. Ini sangat penting,” katanya kepada BBC Breakfast.
“Ini menunjukkan tingkat keberanian yang besar bagi orang-orang itu untuk memprotes apa yang kita tahu sebagai negara otoriter yang menindas, tetapi sangat penting bagi orang-orang Rusia untuk memahami apa yang dilakukan atas nama mereka. Mereka telah dibohong i secara sistematis oleh Vladimir Putin dan sangat penting bagi mereka untuk memahami kebenaran tentang apa yang sedang terjadi.”
Baca: Giliran Rusia Balas Amerika, Putin Jatuhkan Sanksi Terhadap Biden dan Trudeau
INDEPENDENT | CNBC | BBC | NEWSWEEK