TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah Paroki Kristen Ortodoks Rusia di Amsterdam mengajukan pemisahan diri dari Gereja Ortodoks Rusia, yang dipimpin oleh Patriark Kirill dari Moskow, menyusul krisis yang terjadi di Ukraina.
Kependetaan Ortodoks Rusia Santo Nikolas dari Myra di Amsterdam, mengumumkan kabar ini pada Sabtu, 12 Maret 2022 melalui Facebook, setelah dewan menggelar pertemuan akbar.
"Para rohaniwan dengan suara bulat mengumumkan bahwa mereka tidak mungkin lagi berjalan dalam Patriarkat Moskow demi menyediakan lingkungan yang aman secara rohani bagi umat kita," demikian pernyataan Gereja Ortodoks di Amsterdam seperti dilansir Yahoo dari Fox News, Selasa, 15 Maret 2022.
Dalam pernyataan yang sama, mereka juga telah meminta pemecatan kanonik dari uskup agung mereka. Sebagai gantinya mereka mengajukan untuk diterima di Keuskupan Metropolitan Athenagoras Belgia, Belanda dan Luksemburg (Patriarkat Ekumenis Konstantinopel).
Keuskupan Metropolit telah menyatakan kesediaan untuk mempertimbangkan permintaan tersebut.
Paroki mengatakan usulan itu akan disampaikan dalam Rapat Umum Paroki khusus pada 26 Maret. Sampai saat itu mereka tidak akan mengadakan kebaktian.
"Ini bukan hanya karena masalah keamanan, tetapi juga karena pertimbangan pastoral, dalam situasi yang sangat tegang ini, hampir tidak mungkin untuk mencapai suasana penuh doa yang kami upayakan selama kebaktian," kata mereka.
Sebelumnya pada 27 Februari, Kirill mengibaratkan musuh Moskow di Ukraina bak "kekuatan jahat". Pernyataan Kirill ini memicu perdebatan.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghadapi beberapa teguran dari otoritas pemimpin keagamaan lainnya atas invasinya ke Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina
Sumber: Yahoo | Fox
Baca juga: AJI: Kampanye Setop Berita Covid-19 sama Saja Toxic Positivity
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.