Kesempatan untuk memimpin Filipina bagi putri mantan Presiden Filipina ke-5, Diosdado Macapagal ini datang setelah rakyat Filipina kembali membuktikan kekuatan people power untuk menjatuhkan presiden Joseph Erap Estrada dari tampuk kekuasaannya. Sebelumnya rakyat Filipina juga telah membuktikan kekuatan people power ini untuk meruntuhkan diktator Ferdinand Marcos pada 22-25 Februari 1986.
Estrada terpaksa melepaskan kursi kepresidenannya setelah muncul ultimatum Wakil Presiden Gloria Macapagal-Arroyo dan para pemimpin oposisi. Ia didesak mundur akibat isu korupsi dan suap yang dilakukannya selema memerintah, sebelum Sabtu (20/1) pukul 06.00 waktu setempat.
Dua jam setelah pembacaan sumpah Arroyo itu, Estrada dan keluarga meninggalkan istana Malacanang. Estrada mengatakan akan tetap tinggal hingga akhir hayatnya di negeri itu, daripada berangkat ke luar negeri seperti yang sudah dianjurkan banyak pihak. (Dian Novita/Reuters/BBC/AFP)