Dubes Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, membantah Moskow menargetkan warga sipil dan menuduh pemerintah Barat menekan anggota majelis untuk meloloskan resolusi, yang menurut dia dapat memicu kekerasan lebih lanjut.
Dia mengulangi pernyataan Rusia bahwa tindakannya adalah operasi militer khusus yang bertujuan untuk mengakhiri serangan yang diklaim terhadap warga sipil di republik Donetsk dan Luhansk yang didukung Moskow di Ukraina timur.
Nebenzia menuduh pasukan Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan menyebarkan senjata berat di wilayah sipil.
Dubes Cina di PBB, Zhang Jun, mengatakan resolusi itu tidak menjalani "konsultasi penuh dengan seluruh anggota" majelis.
"Itu juga tidak mempertimbangkan sepenuhnya sejarah dan kompleksitas krisis saat ini. Itu tidak menyoroti pentingnya prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi, atau urgensi untuk mempromosikan penyelesaian politik dan meningkatkan upaya diplomatik," katanya.
Cina, yang semakin dekat dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam sanksi Barat terhadap Moskow.
“Kejahatan tidak akan pernah berhenti. Itu membutuhkan lebih banyak dan lebih banyak ruang,” kata utusan Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsa, dalam mendesak pengesahan resolusi.