TEMPO Interaktif, Havana: Fidel Castro menyatakan ragu masih bisa melihat Barack Obama mengakhiri masa jabatannya empat tahun lagi. Bekas penguasa Kuba berusia 82 tahun ini, pada Kamis (22/1), meminta para pejabat Kuba mulai mengambil keputusan tanpa memikirkan dirinya.
Castro mundur dari kursi presiden Kuba pada Juli 2006 dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada adiknya, Raul. Ia mundur karena menjalan bedah darurat dan sejak itu tidak pernah muncul di depan publik.
Secara teratur, Castro menulis pikiran-pikirannya dan biasa disiarkan di radio dan televisi. Pikiran ini, yang disebut refleksi, kadang bertentangan dengan kebijakan yang diambil Raul atau pejabat lain.
Dalam kolom terakhir berjudul "Refleksi Kamerad Fidel", Castro mengisyaratkan bahwa hari-hari kehidupannya bisa dihitung. Ia meminta para pejabat Kuba, "Tidak perlu terikat oleh Refleksi saya, kesehatan saya, atau kematian saya."
Ia mengatakan mendapat anugerah bisa melihat kejadian dalam waktu panjang. Tapi, katanya, "Saya perkirakan saya tidak akan bisa mendapat anugerah itu dalam empat tahun lagi, saat masa jabatan pertama (Barack) Obama berakhir."
Ia tidak merinci, tapi kalimat ini mirip dengan berpamitan. Ia juga menyatakan akan mengurangi refleksi yang direncanakan tahun ini. "Sehingga saya tidak mencampuri atau terlibat dalam keputusan yang selalu diambil Partai (Komunis) atau kamerad pemerintah," katanya.
Refleksi yang dikeluarkan ini memuji Barack Obama, presiden ke-11 sejak Castro berkuasa di Kuba, yang telah menutup penjara tanpa dasar hukum di Teluk Guantanamo, wilayahnya yang disewa Amerika Serikat.
Castro memuji Obama sebagai orang yang jujur. "Tak ada yang meragukan ketulusan kata-katanya saat ia menyatakan akan mengubah negaranya menjadi model kebebasan, penghormatan pada hak asasi di dunia, dan kemerdekaan negara lain," katanya.
AP/NURKHOIRI