TEMPO.CO, Jakarta -Belarusia telah membuka jalan bagi kembalinya persenjataan nuklir di tanah air mereka untuk pertama kalinya sejak jatuhnya Uni Soviet, beberapa hari setelah memberi akses bagi pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Seperti dilansir France24 Senin 28 Februari 2022, referendum pada Ahad waktu setempat itu juga memberikan kesempatan kepada Presiden Alexander Lukashenko untuk memperpanjang 27 tahun kekuasaannya selama 13 tahun hingga 2035.
Ketua Komisi Pemilihan Pusat Igor Karpenko mengatakan 65,16 persen peserta referendum mendukung amandemen dan 10,07 persen menolak, kantor berita Rusia melaporkan. Menurut Karpenko, partisipasi pemilih mencapai 78,63 persen.
Hal ini berarti Belarusia akan membuang status non-nuklirnya, dan melepaskan posisi netralnya. Langkah tersebut membuka kemungkinan kerjasama militer yang lebih kuat dengan Rusia, yang mengerahkan pasukan ke wilayah Belarusia dengan dalih latihan militer dan kemudian mengirim mereka ke Ukraina sebagai bagian dari invasi yang dimulai Kamis lalu.
Beberapa dari pasukan itu dengan cepat mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, yang terletak hanya 75 kilometer dari selatan perbatasan.
Rusia adalah sekutu utama Belarusia. Negara ini mewarisi sejumlah hulu ledak nuklir Soviet setelah pecahnya Uni Soviet 1991, yang kemudian ditransfer ke Rusia.
Dalam pesan video pada Ahad, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegur Belarusia karena mengizinkan negara mereka digunakan sebagai akses invasi Rusia. Dia mengatakan kota-kota Ukraina menghadapi serangan dalam skala yang tidak terlihat sejak Perang Dunia II, ketika Belarusia dan Ukraina menghadapi invasi Nazi sebagai bagian dari Uni Soviet.
“Tetapi kini, Anda tidak berada di pihak yang sama dengan kami,” kata Zelensky dalam bahasa Rusia, yang digunakan secara luas di Belarusia. “Militer Rusia meluncurkan rudal ke Ukraina dari wilayah Anda. Dari wilayah Anda, mereka membunuh anak-anak kami, mereka menghancurkan rumah kami dan mencoba meledakkan semua yang telah dibangun selama beberapa dekade.”
Dalam pidato yang emosional, pemimpin Ukraina itu mempertanyakan bagaimana warga Belarusia dapat “memandang mata anak-anak Anda, ke mata satu sama lain.” “Kami adalah tetanggamu. Jadilah Belarusia, bukan Rusia,” katanya.
Pemimpin Belarusia dengan cepat membalas. Mereka merendahkan presiden Ukraina sebagai boneka Amerika, dan menuduh bahwa serangan Rusia diakibatkan oleh kegagalan Zelensky untuk menerima permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin agar membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO.
Baca juga: Belarusia Diduga Akan Bergabung dengan Invasi Rusia ke Ukraina
SUMBER: FRANCE24
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.