TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 198 orang warga Ukraina tewas dalam perang dengan Rusia termasuk tiga di antaranya adalah anak-anak. Menurut Kementerian Kesehatan Ukraina seperti dikutip kantor berita Interfax, jumlah korban luka-luka mencapai 1.115 orang. Sebanyak 33 korban luka adalah anak-anak.
Perang terus berkobar setelah Rusia memutuskan melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis lalu. Dikutip dari Al Jazeera, penduduk mulai memadati stasiun kereta di Kiev untuk mengungsi ke luar Ukraina.
“Kami mencoba untuk pergi sepanjang hari sejak pagi ini, tetapi seperti yang Anda lihat, itu tidak realistis,” kata seorang gadis muda di stasiun kereta.
Dalam perang Rusia Ukraina ini tentara dilaporkan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Lebih dari 100.000 orang telah masuk ke negara-negara sekitar Ukraina. Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa, jumlah pengungsi dari Ukraina diperkirakan bisa mencapai 5.000.000 orang.
Dalam video yang beredar, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan akan membela Ukraina. "Saya disini. Kami tidak akan meletakkan senjata, akan membela negara kami, karena senjata kami adalah kebenaran," katanya dalam klip yang diposting pada Sabtu pagi, 26 Februari 2022.
Ia mendesak warga untuk tidak percaya berita palsu bahwa tentara Ukraina telah menyerah kepada Rusia. “Banyak informasi palsu telah muncul di internet yang mengatakan bahwa saya diduga meminta tentara kami untuk meletakkan senjatanya dan evakuasi sedang berlangsung,” katanya.
Zelensky yang tampak lelah mengatakan akan melindungi Ukraina. “Kebenaran kami adalah bahwa ini adalah tanah kami, negara kami, anak-anak kami dan kami akan melindungi semua ini. “Ini yang ingin aku katakan kepada kalian. Kemuliaan bagi Ukraina!”
Dalam video sebelumnya, Zelenskyy telah mengatakan bahwa rakyat Ukraina harus bertahan. Dia memperingatkan serangan Rusia akan datang ke Kiev dan kota-kota lain di seluruh negeri.
Hari ini, Rusia mengklaim telah menguasai kota di Ukraina. Menurut kantor berita Interfax, Rusia akhirnya berhasil merebut kota tenggara Melitopol.
Belum ada keterangan resmi dari para pejabat Ukraina tentang direbutnya Melitopol ini. Namun Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey meragukan laporan itu. Ia mengatakan kota berpenduduk sekitar 150.000 orang itu masih dikuasai oleh pemerintah Ukraina.
Baca: Diserbu Pasukan Rusia, Intel AS Sebut Kiev Bisa Jatuh dalam Hitungan Hari
AL JAZEERA | REUTERS