TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Jumat, 25 Februari 2022, menyatakan bahwa pihaknya menghormati integritas teritorial Ukraina, namun tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Moskow.
“Mereka (Rusia) adalah satu-satunya negara yang tidak menjatuhkan saksi kepada kita (Serbia) pada 1990-an,” kata Vucic.
Kendaraan militer yang hancur di pinggir jalan di Kharkiv, Ukraina 25 Februari 2022. REUTERS/Maksim Levin
Serbia di bawah pimpinan Presiden Vucic, memperlihatkan sikap yang seimbang antara menampung aspirasi Eropa, kemitraannya dengan NATO dan hubungan Serbia dengan aliansi keberagamaan, etnis dan politik dengan Rusia, yang sudah berusia berabad-abad.
Akan tetapi, ketegangan antara Rusia dan Uni Eropa terkait kondisi di perbatasan timur Ukraina, telah membuat Serbia berada dalam tekanan untuk mengharmonisasikan kebijakan luar negerinya. Uni Eropa telah mengajak negara – negara anggotanya untuk bergabung dan memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Moskow.
“Rusia juga pernah mendukung integritas teritorial kami di PBB. Kami tidak boleh melupakan itu,” kata Vucic, menjelaskan posisi negaranya dan Kosovo, yang kemerdekaannya tidak diakui oleh Rusia. Kosovo adalah provinsi yang awalnya bagian dari Serbia, namun melepaskan diri.
Kendati begitu, Vucic mengatakan Republik Serbia setuju dengan kesimpulan PBB bahwa tidak boleh suatu negara melanggar integritas teritorial negara lain, termasuk Ukraina. Serbia telah menyerahkan pengelolaan sektor minyak dan gasnya ke Rusia
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia Siapkan Sanksi untuk Presiden Vladimir Putin
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.