TEMPO.CO, Jakarta - Australia sedang mengupayakan agar bisa menjatuhkan sanksi secara langsung ke Presiden Rusia Vladimir Putin. Negeri Kangguru itu juga telah memperpanjang sanksi keuangan pada anggota parlemen Rusia dan lebih banyak lagi oligarki.
“Ini adalah sebuah langkah pengecualian untuk menjatuhkan sanksi pada sejumlah pemimpin. Namun ini adalah sebuah pengecualian yang situasional,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Sabtu, 26 Februari 2022.
Pendemo membawa poster berisi kecaman atas invasi Rusia di Gerbang Brandenburg, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Berlin, Jerman, 24 Februari 2022. Rusia mengerahkan kekuatan darat, laut dan udara untuk menginvasi negara tetangganya, Ukraina. REUTERS/Michele Tantussi
Sebelumnya Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa dan Inggris juga telah mengumumkan akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul keputusan Rusia menyerang Ukraina.
Menurut Payne, Putin punya kekuatan personal di negaranya, namun dia memilih untuk perang melawan negara tetangganya. Putin tampaknya hendak mencetak sejarah, merenggut kebebasan dan demokrasi, yang dipilih masyarakat Ukraina.
Sanksi Australia mengincar 339 anggota parlemen negara bagian Duma, anggota majelis rendah parlemen Rusia dan 8 pejabat oligarki. Payne mengatakan pihaknya saat ini berusaha pula menjatuhkan sanksi ke orang-orang dalam Putin dan industri pertahanan Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Siap Berunding dengan Ukraina, Rusia Pilih Belarusia Sebagai Tuan Rumah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.