TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina membuat sibuk Sekjen PBB Antonio Guterres. Ia meminta Presiden Rusia Vladimir Putin menahan diri dan menarik pasukannya. "Beri kesempatan pada perdamaian. Terlalu banyak orang yang sudah meninggal," kata Guterres.
Berdasarkan Britannica.com, Antonio Guterres yang memiliki nama lengkap Antonio Manuel de Oliveira Guterres lahir pada 30 April 1949 di Lisbon, Portugal. Antonio Guterres merupakan politisi dan diplomat Portugis yang menjabat sebagai Perdana Menteri Portugal (1995-2022) dan Sekretaris Jendral PBB (2017-sekarang).
Antonio Guterres lulusan dari Instituto Superior Tecnico Elit Universidade de Lisboa dengan mengambil fisika dan teknik. Ia mendapatkan gelarnya pada 1971. Setelah lulus, Antonio Guterres bekerja sebagai instruktur fisika. Akan tetapi ketika Portugal memulai transisinya ke demokrasi, ia menjadi lebih aktif ke dunia politik.
Kemudian, Antonio Guterres bergabung dengan Partai Sosialis pada 1974. Dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi anggota parlemen Portugis. Selama dua dekade, ia bertugas diberbagai komite parlemen. Sampai pada akhirnya dari tahun 1981 hingga 1983, ia menjabat sebagai anggota Majelis Parlemen Dewan Eropa.
Pada tahun 1992, Antonia Guterres berhasil terpilih menjadi sekretaris jendral Partai Sosialis. Selanjutnya, pada tahun 1995 ia terpilih sebagai perdana menteri Portugal sebagai kepala pemerintahan minoritas. Selama masa jabatannya, Antonio Guterres mengawasi perubahan Portugal ke euro sebagai mata uang resminYa. Selain itu ia juga memimpin pemindahan Makau ke kedaulatan Tiongkok. Ia juga berhasil menyelesaikan masalah krisis di Timor Timur yang merupakan bekas jajahan Portugis yang telah berada dibawah pendudukan Indonesia sejak tahun 1975. Antonio Guterres adalah seorang advokat terkemuka untuk kemerdekaan Timor.
Berikutnya, Antonio Guterres mengundurkan diri setelah kaum Sosialis kalah telak dalam pemilihan lokal pada bulan Desember 2001. Pada bulan Maret 2002 dalam pemilihan legislatif awal, kaum Sosialis disingkirkan dari kekuasaan. Pada tahun 2005, Majelis Umum PBB memilih Antonio Guterres untuk menjabat sebagai Komisaris Tinggi untuk pengungsi. Antonio Guterres menggunakan posisinya untuk mendorong negara-negara kaya agar berbuat lebih banyak untuk membantu para pengungsi dunia.
Pada 13 Oktober 2016, Majelis Umum PBB memilih Antonio Guterres untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Dari 13 kandidat, 7 diantaranya adalah perempuann. Banyak yang meyakini bahwa Dewan Keamanan akan membuat sejarah dngan menominasikan sekretaris jenderal perempuan pertama.
Namun akhirnya Antonio Guterres lah yang menjadi terdepan. Dengan 13 suara yang mendukungnya dan 2 abstain tanpa ada yang menentang. Pada 12 Desember ia mengambil sumpah jabatan dan resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal ke Sembilan dalam sejarah PBB, menggantikan Ban Ki-Moon dari Korea Selatan. Masa jabatannya dimulai pada 1 Januari 2017.
Ketika Antonio Guterres mengambil Kendali sebagai Sekretaris Jenderal PBB, badan dunia itu berjuang untuk mengakhiri perang dan menangani krisis kemanusiaan di Suriah dan Yaman. Selain itu Antonio Guterres juga menghadapi keadaan darurat di Myanmar dan Wilayah Tigray di Ethiopia.
Dilansir dari Tempo.co, Majelis Umum PBB menunjuk kembali Antonio Guterres sebagai Sekjen PBB untuk masa jabatan lima tahun kedua. Dari 15 orang anggota Dewan Keamanan PBB merekomendasikan Majelis Umum untuk mengangkat kembali Guterres. Masa jabatan keduanya dimulai pada 1 Januari 2022.
RINDI ARISKA
Baca: Antonio Gutteres Terpilih Lagi Jadi Sekjen PBB
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.