TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menganggap pengerahan tentara Rusia sebagai operasi penjaga perdamaian di Ukraina timur adalah "omong kosong" dan pengakuan Moskow atas daerah yang memisahkan diri sebagai bagian dari dalih invasi ke Ukraina.
Pernyataan keras Washington itu disampaikan ke Dewan Keamanan PBB, Selasa, 22 Februari 2022.
Konsekuensi tindakan Rusia "akan mengerikan - di seluruh Ukraina, Eropa, dan di seluruh dunia," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, pada pertemuan darurat dewan yang beranggotakan 15 orang.
Ketegangan antara Moskow dan Barat meningkat setelah Amerika Serikat menuduh Rusia mengerahkan 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina untuk melakukan invasi. Rusia membantah ingin menyerang Ukraina dan menuduh Barat histeris.
Presiden Rusia Vladimir Putin padan Senin, 21 Februari 2022, secara resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina dan menyebut nama mereka sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk.
"Presiden Putin telah mencabik-cabik Perjanjian Minsk. Kami tidak percaya dia akan berhenti di situ," kata Thomas-Greenfield, merujuk pada perjanjian 2014 dan 2015 yang bertujuan untuk mengakhiri konflik antara tentara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Setelah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Lugansk, Putin memerintahkan pengerahan pasukan Rusia ke wilayah Donbass di Ukraina timur untuk "menjaga perdamaian".
"Kami tetap terbuka untuk diplomasi untuk solusi diplomatik, namun membiarkan pertumpahan darah baru di Donbass adalah sesuatu yang tidak ingin kami lakukan," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada Dewan Keamanan.
Rusia secara luas dikritik oleh sebagian besar anggota Dewan Keamanan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani mengutuk apa yang disebutnya tren negara-negara kuat melanggar hukum internasional dengan sedikit perhatian. "Multilateralisme terletak di ranjang kematiannya malam ini."
Duta Besar Cina untuk PBB Zhang Jun mengatakan "semua pihak yang peduli harus melakukan pengendalian diri, dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan." Ia menambahkan bahwa Beijing menyambut dan mendorong setiap upaya untuk solusi diplomatik.
Delapan anggota dewan, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, mendukung permintaan Kyiv agar Dewan Keamanan bertemu menyusul pengumuman Putin.
Itu adalah pertemuan Dewan Keamanan ketiga membahas Ukraina dalam beberapa minggu. Badan tersebut telah bertemu puluhan kali untuk membahas krisis Ukraina sejak Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada 2014.
Namun Dewan Keamanan tidak dapat mengambil tindakan apa pun karena Rusia memiliki hak veto bersama dengan Prancis, Inggris, Cina, dan Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yakin Rusia telah melanggar integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dengan keputusannya untuk mengakui Ukraina timur sebagai entitas independen, kata juru bicara PBB.
Kepala urusan politik PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa PBB menyesali perintah Rusia untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina timur dalam "misi penjaga perdamaian" yang dilaporkan.
Reuters