Setidaknya, US$ 150 juta atau setara Rp 1,7 triliun harus dikeluarkan untuk mengongkosi acara makan malam mewah, pernak-pernik upacara, dan tentu saja biaya pengamanan selama pelaksanaan acara yang puncaknya digelar pada 20 Januari mendatang.
Duit sebesar itu terbilang bilang mahal sepanjang sejarah pelantikan seorang presiden di negeri Abang Sam ini. Terasa mahal memang jika dibandingkan dengan biaya pelantikan George W. Bush pada 2005 sebesar U$ 42,3 juta (Rp 472 miliar), atau pun Bill Clinton yang menghabiskan dana US$ 33 juta (Rp 368 miliar) pada 1993.
Baca Juga:
Kabar baiknya bagi para pembayar pajak di Amerika Serikat, ongkos acara ini bukan diambil dari cukai yang mereka sumbangkan, namun pelantikan tersebut dibiayai sebuah komite pelantikan yang dibentuk Obama, yang memiliki rekening kampanye sebesar US$ 32 juta atau Rp 357 miliar.
"Kami selalu membuat anggaran yang telah diperhitungkan. Tapi kami ingin mengirimkan pesan kepada seluruh dunia tentang peralihan dalam sebuah kekuasaan," ujar Carole Florman, juru bicara untuk Joint Congressional Committee on Inaugural Ceremonies, kepada New York Daily News.
Untuk pertama kalinya, Presiden Bush menyatakan keadaan darurat di Washington, D.C. untuk melengkapi dana US$ 15 juta atau Rp 165 miliar dari Kongres dalam meningkatkan prosedur keamanan. Tapi, bukanlah sebuah kejutan bila biaya keamanan tersebut sangat menjulang.
Barack Obama menerima perlindungan dari Secret Service, dinas rahasia pengawal presiden, lebih awal sejak berada di kantor kepresidenan dan selama menyambangi para penonton yang ditaksir mencapai 1,5 sampai 3 juta orang, sebuah rekor dalam acara serupa.
Secret Service akan bertanggung jawab terhadap keselamatan Presiden Amerika Serikat ke-44 itu, bukan hanya saat hari pelantikan saja, namun selama empat hari yang dimulai sejak Sabtu (17/1) lalu ketika Obama menumpang kereta api dari Philadelphia.
Ibukota Amerika Serikat ini akan dipadati setidaknya dua juta manusia. Berdasarkan laporan pemerintah setempat, lebih dari 10 ribu bus carteran akan memasuki District of Columbia, dan stasiun kereta api akan dipadati sejuta penumpang.
AP | CNN.COM | BOBBY CHANDRA