TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan telah berdiskusi dengan Perdana Menteri China Li Keqiang untuk berkolaborasi menyelidiki asal-usul virus Corona baru atau Covid-19. Topik kontroversi ini mencuat di tengah hubungan antara Beijing dan negara-negara Barat yang sedang tegang.
Ghebreyesus sebelumnya telah mendesak China untuk lebih terbuka dengan data dan informasi terkait asal usul virus tersebut. "Senang bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang," cuit Tedros. “Kami membahas COVID-19 dan perlunya upaya agresif VaccinEquity tahun ini untuk memvaksinasi 70 persen dari semua populasi,” katanya.
Ia merujuk pada kampanye WHO untuk akses yang adil terhadap vaksin di seluruh dunia. “Kami juga membahas perlunya kolaborasi yang lebih kuat tentang asal-usul virus COVID-19, yang berakar pada sains dan bukti,” katanya.
Tahun lalu WHO membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah tentang Asal Usul Patogen Novel (SAGO) dan meminta China untuk menyediakan data mentah membantu penyelidikan baru. Namun China menolak dengan alasan menjaga privasi pasien.
China secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019. Sebuah studi bersama oleh China dan WHO yang diterbitkan tahun lalu mengesampingkan teori bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium. China mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, kemungkinan melalui perdagangan satwa liar.
Baca: Kasus Harian Covid-19 di Singapura Tembus 13 Ribu Kasus
REUTERS