TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina terlihat terburu-buru menyiapkan pasukan cadangan karena di dekat perbatasan, 120 ribu tentara Rusia dalam kondisi siaga.
Kyiv lalu meluncurkan pasukan Pertahanan Teritorial baru tahun ini, yang diharapkan bisa berkekuatan hingga 130.000 orang.
Meskipun mereka mungkin memiliki sedikit peluang melawan tentara Rusia profesional yang jauh lebih besar dan lebih lengkap persenjataannya, pasukan cadangan ini dapat ditugaskan untuk melindungi tempat sipil di Kyiv di tengah konflik apa pun.
Pelatihan biasa dilakukan hari Sabtu diikuti sekitar 70 penduduk setempat, beberapa di antaranya membawa senapan berburu dan dengan pengalaman tempur di garis belakang ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014 dan kemudian mendukung pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur.
Anggota yang mengenakan sepatu kets dan pakaian olahraga kasual diberikan senapan kayu tiruan.
"Saya khawatir," kata Konstantin Sevchuk, pekerja lepas berusia 43 tahun yang mengatakan bahwa dia sejauh ini menghindari kontak apa pun dengan militer setelah bertugas selama satu tahun di wilayah Donbass timur pada 2014/15 selama mobilisasi umum Ukraina.
"Itu tidak benar-benar cocok dengan hidup saya, saya tidak benar-benar menginginkannya. Tetapi sekarang situasinya sedemikian rupa sehingga dibutuhkan."
Peserta pelatihan lainnya termasuk Mykhaylo seorang pengacara, dan Alexander seorang programmer IT.
Pada hari Sabtu, ketiganya berkumpul di sebuah lokasi konstruksi yang ditinggalkan di pinggiran Kyiv untuk berlatih sebagai tentara cadangan Ukraina, siap dipanggil jika terjadi perang dengan negara tetangga Rusia.
Alexander, yang ikut protes massa pro-demokrasi "Maidan" 2013/14 di Kyiv, mengatakan tidak merasa siap untuk berperang ketika Moskow bereaksi terhadap penggulingan presiden pro-Rusia Ukraina dengan mencaplok Krimea.
"Sekarang saya berusia pertengahan 30-an dan saatnya saya bergabung," katanya, wajahnya ditutupi dengan syal biru. "Lebih baik bergabung sekarang daripada terlambat. Saya ingin bersiap-siap."
Terengah-engah setelah berkali-kali bangkit dan jatuh ke tanah yang tertutup salju dengan senjatanya, Mykhaylo, 39, sangat antusias untuk pergi bertarung.
"Kesenangan saya terhadap kapal perang telah ada jauh sebelum perang. Sekarang sangat masuk akal untuk melakukannya," katanya selama latihan.
Sementara Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa intervensi militer mungkin dan akan segera terjadi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa terlalu banyak "kepanikan" merugikan ekonomi di negeri berpenduduk 41 juta orang itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat belum menanggapi tuntutan keamanan utama Moskow dalam krisis di Ukraina tetapi dia siap untuk terus berunding.
Sementara itu Barat telah mengancam Rusia dengan sanksi ekonomi yang berat jika menyerang Ukraina lagi.
Sementara Moskow bersikeras tidak menginginkan perang, tapi mereka menolak menarik pasukannya karena dilakukan di wilayah sendiri.
Berikutnya: Mobil mereka dari Jimny sampai Tesla