TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok separatis menyerang pos tentara Pakistan di dekat Pelabuhan Gwadar, yang sedang dibangun investor asal Cina. Dalam serbuan itu, 10 tentara tewas.
Serangan Selasa malam, 27 Januari 2022, di distrik Kech, utara pelabuhan Gwadar, adalah yang terberat dalam beberapa tahun yang dilakukan kelompok kecil pemberontak etnis Baloch terhadap pemerintah Pakistan.
"Kami tegas dalam komitmen kami untuk membersihkan Pakistan dari segala bentuk terorisme," kata Perdana Menteri Imran Khan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat di mana ia memberikan penghormatan kepada 10 tentara gugur.
Militer Pakistan mengatakan telah menewaskan seorang penyerang dan menangkap tiga lainnya dalam operasi pembersihan yang masih berlangsung.
Kelompok pemberontak Front Pembebasan Baloch (BLF) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke wartawan Reuters bahwa 17 tentara dan satu anggotanya tewas.
Pemberontak etnis Baloch memerangi pemerintah selama beberapa dekade menuntut sebuah negara terpisah. Mereka menilai pemerintah pusat Pakistan secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral di Provinsi Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Cina terlibat dalam pengembangan pelabuhan Gwadar di Laut Arab dan proyek-proyek lain di provinsi tersebut sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Cina-Pakistan bernilai 60 miliar dolar AS, yang merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road Beijing.
Para pemberontak sering menargetkan proyek-proyek gas serta infrastruktur dan pos keamanan di provinsi tersebut, namun akhir-akhir ini mulai melancarkan serangan di bagian lain Pakistan.
Mereka juga menyerang proyek-proyek Cina, dan kadang-kadang membunuh pekerja Cina meskipun Pakistan menjamin bahwa mereka melakukan segala yang bisa dilakukan untuk melindungi proyek-proyek Cina.
Pakistan juga menuduh India secara diam-diam mendukung para pemberontak. India membantahnya.