TEMPO.CO, Jakarta -Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa waktu setempat meminta El Salvador untuk berhenti menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Seperti dilansir France24 Rabu 26 Januari 2022, IMF menyebut adanya risiko besar yang ditimbulkan oleh cryptocurrency.
Negara kecil Amerika Tengah pada September tahun lalu menjadi negara pertama di dunia yang menerima uang digital. Hal ini memungkinkan warganya untuk menggunakan uang digital dalam semua transaksi, di samping dolar Amerika Serikat.
“Mendesak pemerintah Presiden Nayib Bukele untuk mempersempit ruang lingkup undang-undang Bitcoin dengan menghapus status tender legal Bitcoin,” menurut sebuah pernyataan dari Dewan Dana Moneter Internasional.
Dewan IMF terdiri atas perwakilan pemerintah anggota IMF termasuk Amerika Serikat.
Para pejabat dari lembaga pemberi pinjaman krisis yang berbasis di Washington itu juga menekankan bahwa ada risiko besar yang terkait dengan penggunaan Bitcoin pada stabilitas keuangan El Salvador, integritas keuangan, dan perlindungan konsumen serta penerbitan obligasi yang didukung Bitcoin.
Kendati demikian, lembaga itu mendukung tujuan "meningkatkan inklusi keuangan" dengan menggunakan e-wallet "Chivo" milik El Salvador sendiri. Namun, mereka memperingatkan tentang tingkat volatilitas yang tinggi dalam nilai tukar mata uang kripto.
Bitcoin diperdagangkan sekitar 37.000 terhadap dolar AS pada Selasa, setelah kehilangan sekitar setengah nilainya dibandingkan dengan rekor 67.734 yang dicapai pada November lalu.
Presiden Nayib Bukele memanfaatkan penurunan harga Bitcoin tersebut untuk membeli aset digital untuk negara.
Baca juga: Warga El Salvador Menolak Adopsi Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Sah
SUMBER: FRANCE24
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.