TEMPO.CO, Jakarta - Dua tentara Myanmar desersi dan meninggalkan pos mereka di Kota Yesagyo, Wilayah Magway dan bergabung dengan Pasukan Pertahanan Rakyat atau PDF setempat untuk melawan junta, demikian dilaporkan Myanmar Now, Senin, 24 Januari 2022.
Mereka termasuk di antara lebih dari 2.000 tentara dan 8.000 polisi yang membelot dan berjuang bersama rakyat melawan Junta Myanmar.
Kedua prajurit itu meninggalkan Batalyon Infanteri 256 pada 18 Januari karena, antara lain, mereka diperlakukan dengan buruk, menurut para pejuang perlawanan yang membawa mereka masuk ke PDFk.
“Mereka mengatakan ingin berpihak pada rakyat, bahwa mereka bahkan tidak mendapatkan cukup makanan meskipun mereka dipaksa melakukan pekerjaan kotor untuk para jenderal, dan bahwa mereka tidak hanya bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) tetapi juga ingin melawan junta,” kata Wai Gyi, pemimpin Yesagyo PDF.
Salah satu tentara, yang dipanggil Ko Thet dan berasal dari Wilayah Ayeyarwady, melarikan diri saat dia sedang bertugas jaga sambil membawa senapan semi-otomatis M1, kata PDF dalam sebuah pernyataan.
“Dia mengatakan bahwa dia hanya diperbolehkan membawa senapan ketika sedang bertugas jaga,” kata Wai Gyi.
Pembelot lainnya, Saw Kler Bwe Htoo, melarikan diri saat unit militernya ditempatkan di desa Sin Chaung, 10 mil selatan kota Yesagyo.
Kedua pembelot belum diizinkan untuk berperang dengan PDF dan dikirim ke daerah di bawah kendali kelompok bersenjata etnis, kata pernyataan itu, menambahkan bahwa PDF ingin menyambut lebih banyak tentara junta yang ingin berdiri bersama rakyat. .
Batalyon Infanteri 256 terletak di dekat desa Hpu Lon, sekitar dua mil sebelah barat Yesagyo.
Pada Mei dan Juli tahun lalu seorang kopral dan dua prajurit meninggalkan pos mereka di Yesagyo, Wai Gyi menambahkan.
Lebih dari 2.000 tentara dan 6.000 polisi telah membelot sejak kudeta militer Februari lalu, menurut angka yang dirilis pada akhir November oleh People's Embrace, sebuah kelompok yang membantu para pembelot.