TEMPO.CO, Jakarta -Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Taliban untuk memberikan informasi tentang keberadaan dua aktivis hak-hak perempuan yang diduga diculik dari rumah mereka di ibu kota Kabul beberapa hari lalu.
Seperti dilansir Daily Sabah, Sabtu waktu setempat, Taman Zaryabi Paryani dan Parawana Ibrahimkhel dilaporkan diculik dari rumah mereka oleh Taliban pada Rabu malam.
"Kami mendesak Taliban untuk memberikan informasi tentang keberadaan mereka & untuk melindungi hak-hak semua warga Afghanistan," kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Salah satu aktivis berhasil merekam video penculikan yang tampaknya berasal dari rumahnya di Kabul. Video itu menunjukkan Paryani yang tampak ketakutan, ketika pria yang mengaku dari departemen intelijen Taliban, menggedor pintu depan.
Menurut penyiar lokal Aamaj News, sambungan Paryani terputus tak lama setelah berbagi video dengan jaringan. Ibrahimkhel rupanya hilang pada malam yang sama.
Paryani termasuk di antara sekelompok wanita yang memprotes pemakaian jilbab secara paksa.
Seorang saksi mengatakan bahwa sepuluh pria bersenjata telah melakukan penculikan di malam hari. Saksi mengatakan ada empat orang yang diamankan, termasuk Paryani.
Taliban menyebut video Paryani sebagai video palsu. “Ini hanyalah drama buatan,” ujar Mobin Khan, juru bicara polisi di Kabul.
Pada Senin lalu, panel pakar hak asasi manusia PBB mengatakan kepemimpinan Taliban "melembagakan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender berskala besar dan sistemik terhadap perempuan dan anak perempuan."
Menurut panel PBB ada serangkaian tindakan pembatasan yang menargetkan perempuan sejak pengambilalihan kelompok militan di Afghanistan.
Pada Jumat lalu, dua karyawan LSM lokal yang beroperasi di pedesaan Afghanistan mengatakan kepada bahwa Taliban mengancam akan menembak mereka jika tidak mengenakan burqa.
Banyak perempuan dilarang bekerja kembali. Pengemudi taksi diperintahkan tidak menjemput penumpang wanita yang tidak mengenakan jilbab atau penutup kepala Islami. Sementara remaja putri di sebagian besar provinsi tidak diperbolehkan kembali sekolah.
Pejuang Taliban telah berulang kali memukul, mengancam atau menahan sebentar perempuan dan gadis Afghanistan yang memprotes tindakan tersebut. Padahal, Taliban berjanji akan menegakkan hak-hak perempuan segera setelah berkuasa.
Baca juga: 13 Aturan Taliban untuk Perempuan
SUMBER: DAILY SABAH
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.