TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Angkatan Laut Jerman Kay-Achim Schoenbach pada Sabtu, 22 Januari 2022, mengundurkan diri setelah menuai kritikan atas ucapannya yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin pantas untuk dihormati dan Kyiv tidak akan pernah bisa menganeksasi lagi Krimea dari Moskow.
“Saya telah meminta Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht untuk membebaskan saya dari tugas-tugas sebagai dampak (dari ucapan). Menteri telah menerima permintaan saya,” kata Schoenbach dalam sebuah pernyataan.
Militer Rusia menguji alutsista terbarunya kendaraan lapis baja B-19 dengan modul tempur Epokha tanpa awak pada ajang joint strategic exercise (JSE) Zapad-2021. Kendaraan tempur B-19 terbaru meggunakan modul tempur Epokha dilengkapi dengan meriam otomatis 57 mm, peluncur Kornet dan sistem peluru kendali "Bulat" baru dengan rudal berukuran kecil. Defence-blog.com
Schoenbach menyampaikan komentar soal Vladimir Putin tersebut dalam sebuah acara diskusi yang dilakukan oleh sebuah lembaga kajian di New Delhi, India pada Jumat, 22 Januari 2022. Acara diskusi tersebut, diunggah ke media sosial.
Komentar Schoenbach dianggap sangat sensitif berkaca pada kondisi saat ini. Sebab Russia telah mengerahkan puluhan ribu tentaranya ke wilayah perbatasan Rusia dengan Ukraina. Segala upaya diplomatik difokuskan untuk mencegah terjadinya ketegangan. Rusia menyangkal punya rencana untuk menginvasi Ukraina.
Baca Juga:
Schoenbach yang berbicara dengan bahasa Inggris dalam acara diskusi tersebut, mengatakan Presiden Putin berusaha ingin diperlakukan sama oleh negara-negara Barat.
“Apa yang Presiden Putin inginkan adalah sikap hormat. Dan menunjukkan sikap hormat pada seseorang tidak membutuhkan biaya, ini bukan hal yang sulit. Mudah sekali memberikannya (Putin) hormat yang sangat dia tuntut dan mungkin pantas dia dapatkan,” kata Schoenbach, yang juga menyebut Rusia sebagai sebuah negara tua dan penting.
Schoenbach mengakui tindakan Rusia di Ukraina perlu ditangani. Namun, dia menambahkan semenanjung Krimea yang telah hilang tidak akan pernah bisa kembali lagi ke Ukraina dan itu adalah sebuah fakta.
Ucapan Schoenbach ini dianggap bertolak-belakang dengan sikap bersama negara-negara Barat yang berpandangan pencaplokan semenanjung Krimea oleh Moskow dari Ukraina pada 2014 silam tidak bisa diterima dan harus dipulihkan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia Menarik Pasukan Koalisi Militer dari Kazakshtan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.