TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sedang mencari cara mempercepat pengiriman jet tempur F-16 generasi baru ke Taiwan untuk memperkuat kemampuan angkatan udara menyusul meningkatnya intimidasi militer Cina, kata pejabat AS yang minta namanya tidak disebut kepada Reuters, Jumat, 21 Januari 2022.
Namun AS belum menemukan solusi tentang cara mempercepat pengiriman F-16 Block 70 produksi Lockheed Martin, yang dilengkapi dengan kemampuan baru. Tadinya pengiriman dijadwalkan pada akhir 2026.
Pemerintah Taiwan telah minta kepada pemerintahan Presiden AS Joe Biden agar pesawat dikirim lebih cepat, kata seorang pejabat senior Taiwan, ketika angkatan udara pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu mengerahkan jet untuk mencegat pesawat militer Cina yang semakin agresif.
Lebih banyak misi berarti lebih banyak kerusakan pada pesawat Taiwan.
"Ini semua tentang penilaian risiko ... dan jelas di mana risikonya," kata pejabat Taiwan itu, merujuk pada ketegangan di Selat Taiwan yang memisahkan pulau itu dari daratan Cina.
F-16 dianggap sebagai pesawat dengan kemampuan manuver yang terbukti dalam pertempuran udara-ke-udara dan serangan udara-ke-permukaan.
Taiwan mempunyai armada F-16 terbesar di Asia setelah menerima pengiriman 66 pesawat F-16 C/D Block 70 yang baru dibangun di bawah kesepakatan senilai $8 miliar yang disetujui pada 2019. Ini akan menambah jumlah F-16 mereka menjadi lebih dari 200 pada 2026.
Setiap langkah untuk mempercepat pengiriman pesawat baru pada akhirnya dapat ditentukan oleh pemerintahan Biden bahwa kebutuhan pertahanan Taiwan lebih mendesak daripada sekutu dan mitra AS lainnya, menurut para ahli.
"Itu keputusan pemerintahan Biden," kata Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, sebuah organisasi yang mendorong hubungan perdagangan dan bisnis di antara kedua negara. "Mereka harus memutuskan bahwa ancaman dari Cina lebih penting daripada ancaman dari Iran atau ancaman dari Rusia."
Pesawat Block 70 adalah konfigurasi F-16 terbaru, dengan avionik baru, kokpit modern dan mesin yang ditingkatkan, menurut Lockheed Martin.
Langkah untuk mempercepat pengiriman pesawat akan terlihat Beijing sebagai tindakan politis, kata Abraham Denmark, mantan pejabat senior Pentagon.
“Ini adalah sinyal jelas lain dari tekad AS untuk mendukung kemampuan Taiwan mempertahankan diri,” kata Denmark, yang sekarang menjadi analis di lembaga pemikir Wilson Center di Washington.
Lockheed Martin menolak mengomentari potensi permintaan di masa depan untuk mengubah jadwal produksi.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang mengawasi penjualan ke militer asing, menolak mengomentari diskusi internal tentang kemungkinan perubahan jadwal pengiriman.