TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mendakwa empat pejabat pemerintah Belarus dengan tuduhan pembajakan pesawat. Mereka mengalihkan penerbangan Ryanair pada Mei lalu untuk menangkap seorang jurnalis pembangkang Belarus yang berada di pesawat.
Tuduhan itu diumumkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi pada 23 Mei 2021. Pesawat Ryanair dipaksa mendarat di Minsk untuk menangka jurnalis Roman Protasevich dan pacarnya yang berkebangsaan Rusia.
Atas insiden tersebut, Belarus menghadapi gelombang sanksi termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset, dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada atas insiden tersebut. Pembajakan pesawat dilakukan oleh pejabat Belarus dengan mengatakan adanya bom yang belakangan diketahui bahwa itu ancaman palsu.
Di antara 132 penumpang dan awak pesawat Ryanair, sebanyak empat di antaranya adalah warga negara Amerika Serikat. Dalam tuntutannya, jaksa menyatakan para terdakwa dituduh berkonspirasi melakukan pembajakan pesawat yang terdapat warga negara AS. Mereka melanggar hukum federal AS.
Kedutaan Belarus di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tuduhan diungkapkan pada Kamis terhadap pejabat Belarusia. Di dalamnya dilaporkan rincian bagaimana ancaman bom palsu digunakan untuk memaksa penerbangan Ryanair 4978 mendarat darurat di Minsk untuk menangkap wartawan Protasevich.
Pengalihan penerbangan berdasarkan arahan kepala otoritas negara Belarusia, Leonid Mikalaevich Churo, dan seorang pejabat keamanan negara yang diidentifikasi sebagai FNU LNU. Jaksa menggunakan nama singkatan dan tak merinci nama lengkap. Pengacara untuk para terdakwa tidak dapat segera diidentifikasi.
Roman Protasevich adalah seorang wartawan yang rajin mengkritik Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Ia meninggalkan Belarus pada 2019 dan bekerja untuk Nexta Live, sebuah saluran di aplikasi messenger Telegram.
Pejabat Belarus menuduhnya sebagai seorang ekstremis dan mengumbar kebencian sosial. Protasevich menganggap tuduhan itu sebagai represi politik terhadap dirinya.
Protasevich menyiarkan dan membantu mengoordinasikan protes besar yang mengguncang Belarus setelah Lukashenko mengklaim kemenangan dalam pemungutan suara Agustus 2020. Pihak oposisi menduga kemenangan Llukashenko adalah curang.
Lukashenko menyangkal kecurangan suara, dan mengatakan Belarus menghadapi tekanan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pernyataan ini diungkapkan setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi.
Baca: KBRI Moskow Buka Pusat Budaya dan Bahasa Indonesia di Belarus
REUTERS