TEMPO.CO, Jakarta - Australia bersiap menghadapi lebih banyak kematian akibat tingginya kasus Covid-19 dalam beberapa pekan ke depan. Rekor infeksi yang dipicu oleh varian Omicron membuat sistem kesehatan kewalahan. Negara bagian Victoria pun menaikkan status darurat untuk rumah sakit.
"Kami telah melihat kematian, sebagian besar terjadi pada orang tua dan orang dengan penyakit kronis lainnya," kata Chief Health Officer Paul Kelly kepada Australian Broadcasting Corporation pada hari Rabu, 19 Januari 2022. Pernyataan itu diungkapkan sehari setelah Australia mengalami hari paling mematikan dengan 77 kematian akibat Corona.
Di tengah rekor infeksi, rumah sakit negara bagian Victoria akan bergannti ke status kode coklat mulai Rabu. Biasanya kode ini hanya untuk bencana alam atau peristiwa korban massal.
Sementara itu perawat menuntut agar pemerintah menurunkan bantuan tentara. Perawat di negara bagian tetangga New South Wales pada Rabu menggelar unjuk rasa di salah satu rumah sakit terbesar di Sydney memprotes kekurangan staf.
"Perawat dan bidan lelah, marah dan frustrasi. Mereka merasa bahwa pemerintah NSW tidak mendukung sama sekali," kata perwakilan serikat perawat Shaye Candish. Kapasitas rumah sakit di negara itu juga meningkat pesat.
Meskipun rawat inap meningkat, pihak berwenang mencoba membenarkan keputusan untuk hidup dengan virus. Sebabnya tingkat vaksinasi tinggi dan meyakini bahwa varian Omicron lebih ringan dibandingkan dengan jenis virus corona sebelumnya.
Tetapi banyaknya kasus telah memberi tekanan pada rumah sakit, dengan jumlah pasien Corona yang dirawat mencapai 5.025 orang pada hari Selasa. Sebulan yang lalu angkaya hanya 759 di seluruh Australia.
Jumlah kematian juga naik sebanyak 50 kasus di New South Wales dan Victoria. Kedua negara bagian ini dihuni oleh separuh jumlah penduduk Australia. Sejauh ini, Australia telah melaporkan sekitar 1,6 juta infeksi dan 2.826 kematian sejak pandemi dimulai.
Baca: Corona di Singapura Naik Lagi Akibat Omicron hingga Tembus 1.400 Kasus
CHANNEL NEWS ASIA