TEMPO.CO, Jakarta - Roberta Metsola, anggota parlemen dari Malta, mendapatkan dukungan untuk menjadi Presiden Parlemen Eropa pada Selasa, 18 Januari 2022. Ini artinya, Metsola menjadi perempuan pertama yang mengisi jabatan tersebut setelah 20 tahun.
Posisi Metsola itu menggantikan mantan Presiden Parlemen Eropa asal Italia David Sassoli, yang meninggal pada bulan ini. Sebagai Presiden Parlemen Eropa, Metsola akan memimpin 705 anggota parlemen Eropa, yang bertugas mengadopsi dan mengamandemen proposal-proposal yang disorongkan legislatif serta memutuskan anggaran pengeluaran Uni Eropa.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Komisi Eropa di Brussel, Belgia 21 Agustus 2020. [REUTERS / Yves Herman]
Metsola mengatakan dia ingin menggunakan perannya untuk membantu parlemen Eropa terkoneksi lebih baik dengan warga Eropa. Metsola pernah berkampanye saat masih mahasiswi agar Malta menjadi anggota Uni Eropa pada 2004 silam.
“Saya ingin masyarakat percaya pada Eropa. Untuk menangkap lagi harapan dan antusiasme dalam proyek kita, menegakkan nilai-nilai yang menyatukan kita sebagai warga Eropa,” kata Metsola.
Metsola, yang pada Selasa 18 Januari 2022 berulang tahun ke 43, menjadi Presiden parlemen Eropa termuda. Dia menjadi anggota parlemen Eropa sejak 2013 dari Partai Rakyat Eropa (EPP) yang beraliran tengah-kanan.
Dia mengalahkan dua kandidat lainnya dalam pemilihan Presiden Parlemen Eropa. Dia mendapatkan 458 suara dukungan dari 616 suara sah sehingga tidak diperlukan pemilihan putaran kedua.
Sumber: Reuters
Baca juga: Serangan Udara Koalisi Saudi Targetkan Pemimpin Houthi, Belasan Orang Tewas
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.